Reimbursement: Sering Jadi Ajang Tes Kesabaran Karyawan

Proses reimbursement yang lambat dan rumit bisa merusak trust karyawan. Simak cara HR membenahi sistem ini agar transparan dan efisien.


Ilustrasi Awal:

Karyawan beli tiket meeting ke luar kota: Rp1.200.000.
Sudah submit bukti 2 minggu lalu, tapi uang belum cair.
“Katanya tunggu approval,” tapi approval-nya entah dari siapa.


Masalah:

Sistem reimbursement yang lambat dan tidak jelas bikin frustrasi.
Alih-alih jadi fasilitas, reimbursement malah dianggap beban.
Beberapa penyebab umum:

  • Tidak ada SLA yang jelas
  • Approval berlapis dan manual
  • Minim transparansi proses

Tanda Sistem Reimbursement Perlu Dibenahi

  1. Karyawan sering follow up sendiri ke HR/finance
  2. Tidak ada update status pengajuan
  3. Sering terjadi kehilangan bukti fisik dan delay cairnya dana

Cara HR & Finance Bikin Reimbursement Lebih Manusiawi

1. Tetapkan SLA yang Konsisten & Dipublikasikan

  • Misal: max 5 hari kerja sejak dokumen lengkap
  • Gunakan reminder otomatis untuk atasan

2. Gunakan Approval Log & Tracking Digital

  • Karyawan bisa cek status real-time
  • HR/finance bisa audit bottleneck-nya di mana

3. Batasi Layer Approval yang Tidak Relevan

  • Tentukan limit biaya yang butuh multi-approval
  • Buat alur sederhana untuk keperluan rutin

Sebelum vs Sesudah Perbaikan Proses Reimbursement

Sebelum (Ribet & Lambat)Sesudah (Cepat & Transparan)
Karyawan stres tunggu dana cairProses lebih predictable & trust tumbuh
Approval tidak jelasAlur dan batasan approval lebih konkret
Banyak komplain soal reimburseKepuasan terhadap benefit meningkat

Reimbursement bukan hadiah—itu hak.
Kalau prosesnya bikin capek, trust karyawan akan cepat habis.

Stay Updated!

Subscribe to get the latest blog posts, news, and updates delivered straight to your inbox.

By pressing the Sign up button, you confirm that you have read and are agreeing to our Privacy Policy and Terms and Conditions