Program Pelatihan Tidak Jalan? Bisa Jadi karena Tim L&D Cuma Jadi “Event Organizer”

Kenapa pelatihan tidak berdampak ke performa kerja? Artikel ini bahas akar masalah tim L&D yang hanya bertindak sebagai pelaksana acara.


Ilustrasi Awal:

Setiap bulan HR mengadakan pelatihan: soft skill, komunikasi, hingga leadership.
Tapi kinerja tim nggak berubah. Bahkan peserta banyak yang cuma datang buat absen.
Problemnya bukan di materinya—tapi di peran HR sendiri.


Masalah:

Banyak divisi L&D di perusahaan hanya berperan sebagai eksekutor, bukan mitra strategis.
Efeknya:

  • Materi pelatihan tidak relevan dengan kebutuhan tim
  • Tidak ada follow-up pasca pelatihan
  • Tidak diukur kontribusinya ke kinerja

Ciri L&D yang Masih Bersifat “Pelaksana”:

  1. Training diadakan berdasarkan “tema tahunan” HR, bukan kebutuhan unit kerja
  2. Tidak terlibat dalam diskusi strategi bisnis
  3. Tidak punya data performa pasca pelatihan

Cara Ubah L&D Menjadi Mitra Strategis:

1. Lakukan Training Needs Analysis (TNA) Berbasis Bisnis

  • Libatkan pimpinan unit kerja
  • Fokus pada gap keterampilan yang berdampak langsung

2. Desain Program dengan Tujuan Output, Bukan Sekadar Materi

  • Rumuskan KPI yang ingin ditingkatkan
  • Libatkan user dalam review konten

3. Ikut Duduk di Forum Strategi

  • Hadir dalam rapat perencanaan tim atau divisi
  • Ambil peran aktif dalam pengambilan keputusan terkait SDM

Perbedaan Peran L&D: Pelaksana vs Strategis

AspekL&D PelaksanaL&D Strategis
Fokus ProgramSesuai kalender pelatihan HRSesuai kebutuhan unit bisnis
Ukuran KeberhasilanJumlah peserta & feedbackDampak ke KPI unit kerja
KolaborasiHanya koordinasi teknisMitra diskusi dalam pengembangan tim

L&D yang kuat bukan hanya bisa menjalankan pelatihan, tapi ikut mendorong performa bisnis.

Stay Updated!

Subscribe to get the latest blog posts, news, and updates delivered straight to your inbox.

By pressing the Sign up button, you confirm that you have read and are agreeing to our Privacy Policy and Terms and Conditions