Wawancara kandidat berpengalaman harus beda dengan kandidat entry level. Artikel ini bahas kesalahan umum dan cara HR menyusun pendekatan sesuai level.
Ilustrasi Awal:
Kandidat posisi Head of Sales ditanya:
“Kalau ada komplain customer, kamu ngapain?”
Kandidat jawab sopan, tapi dalam hati bingung: “Saya kan ngatur strategi, bukan handle komplain langsung.”
Interview gagal total karena pertanyaannya nggak sesuai level.
Masalah:
Banyak interview menggunakan pertanyaan generik yang tidak relevan dengan tanggung jawab di level senior.
Akibatnya:
- Kandidat potensial merasa under-valued
- Interview jadi tidak mencerminkan kebutuhan posisi
- Perusahaan gagal menarik talenta strategis
Ciri Interview Tidak Sesuai Level
- Pertanyaan hanya soal teknis, bukan soal arah dan strategi
- Tidak ada diskusi tentang leadership atau decision making
- Terlalu fokus ke masa lalu, bukan visi dan kontribusi ke depan
Langkah HR Menyusun Interview Level Senior
1. Siapkan Framework Berdasarkan Level Jabatan
- Entry: Fokus ke skill dan adaptasi
- Middle: Fokus ke koordinasi dan eksekusi
- Senior: Fokus ke strategi dan dampak organisasi
2. Libatkan Stakeholder Strategis dalam Interview
- Buat sesi terpisah dengan C-level atau BOD
- Tes kesiapan kandidat dalam konteks nyata bisnis
3. Tambahkan Diskusi Business Case atau Vision Fit
- Kandidat diminta beri insight atas tantangan nyata
- Nilai pendekatan, logika, dan keselarasan dengan arah perusahaan
Tabel Perbandingan Interview Junior vs Senior
Interview Kandidat Junior | Interview Kandidat Senior |
---|---|
Tes skill teknis dasar | Tes cara berpikir strategis |
Fokus ke pengalaman masa lalu | Fokus ke kontribusi masa depan |
Satu tahap, satu interviewer | Beberapa tahap dengan stakeholder |
Kandidat senior menilai perusahaan dari kualitas proses interview-nya.
Kalau prosesnya nggak mencerminkan tantangan sebenarnya, mereka pun kehilangan minat.