Kandidat ghosting bukan hanya masalah attitude, bisa jadi proses follow-up dari tim HR tidak jelas. Artikel ini bahas cara perbaikan alur komunikasi pasca interview.
Ilustrasi Awal:
Sudah interview 5 kandidat. Semua terlihat antusias.
Tapi seminggu kemudian, tidak ada kabar balik. Dihubungi pun tidak respon.
Banyak HR langsung mikir: “Kandidatnya nggak serius.”
Padahal, proses kita juga perlu introspeksi.
Masalah:
Kandidat yang menghilang setelah interview (ghosting) seringkali bukan karena malas, tapi karena mereka tidak tahu harus menunggu apa dan sampai kapan.
Kesalahan umum:
- Tidak ada timeline follow-up
- Komunikasi satu arah
- Tidak transparan tentang proses berikutnya
Tanda Proses Follow-Up Lemah
- HR butuh waktu lama untuk memberi kabar lanjutan
- Kandidat bingung tentang proses dan tahapan selanjutnya
- Tidak ada update bahkan saat kandidat tidak lolos
Langkah HR Mengelola Proses Pasca Interview
1. Berikan Timeline Jelas Sejak Awal
- Informasikan kapan kandidat akan dihubungi lagi
- Jika proses molor, kabari secara aktif
2. Gunakan Template dan Tools Otomatisasi
- Kirim notifikasi follow-up pakai template email atau sistem ATS
- Tetap personal meski otomatis
3. Lakukan Post-Interview Recap untuk Kandidat
- Sampaikan kesan awal dan next steps
- Tunjukkan bahwa kandidat dihargai
Tabel: Sebelum vs Sesudah HR Punya Proses Follow-Up yang Baik
Sebelum (Tidak Jelas) | Sesudah (Follow-Up Terstruktur) |
---|---|
Kandidat hilang tanpa kabar | Kandidat stay engaged sampai akhir |
HR kesulitan closing kandidat | Proses lebih smooth dan transparan |
Employer branding negatif | Reputasi perusahaan meningkat |
Kandidat tidak akan ghosting jika mereka merasa dihargai dan paham apa yang akan terjadi.
Komunikasi HR bukan cuma sopan santun—tapi bagian dari strategi seleksi.