Komunikasi internal yang buruk bikin strategi mandek. Pelajari cara merancang alur komunikasi HR yang efisien dan tidak sekadar formalitas.
Ilustrasi Awal:
Manajemen sudah kirim memo strategi baru via email, tapi seminggu kemudian, 70% karyawan bahkan belum buka.
Saat ditanya kenapa, jawabannya: “Oh, saya kira itu cuma pengumuman biasa dari HR.”
Masalah:
Komunikasi internal sering dianggap hal teknis belaka, padahal sangat menentukan kejelasan arah dan keterlibatan karyawan.
Salah desain komunikasi bisa bikin pesan penting tidak sampai atau diabaikan.
Tanda-Tanda Komunikasi Internal Tidak Efektif:
- Email penting tidak dibuka atau dibaca sebagian kecil
- Terlalu banyak channel, tapi tidak ada yang fokus
- Bahasa terlalu formal atau terlalu panjang
- Karyawan bingung mana informasi yang prioritas
Solusi: Desain Ulang Komunikasi Internal Seperti Customer Journey
1. Segmentasi Audiens Internal
– Komunikasi ke frontliner berbeda dengan ke middle management
2. Gunakan Format Multi-Channel yang Terpadu
– Kombinasikan email, chat group, visual poster, bahkan video singkat
3. Gunakan Bahasa yang Ringkas dan Berorientasi Aksi
– Hindari bahasa “corporate speak” yang datar
4. Buat Kalender Komunikasi Strategis & Harian
– Misal: setiap Senin fokus ke informasi proyek, Kamis ke info budaya
Tabel: Komunikasi HR Konvensional vs Strategis
Aspek | Konvensional | Strategis & Terdesain |
---|---|---|
Gaya Bahasa | Formal dan birokratis | Humanis dan langsung |
Media | Email saja | Multi-channel terpadu |
Efektivitas | Rendah, sering diabaikan | Tinggi, terukur via engagement |
Dampak | Informasi tidak terserap | Arah kerja jadi lebih jelas |
Penutup:
Komunikasi internal bukan urusan sekadar “blast email”.
HR yang jago merancang komunikasi bisa jadi penggerak utama keterlibatan dan perubahan organisasi.