Terlalu Banyak Lapis Jabatan? Ini Bukan Efisiensi, Tapi Birokrasi

Struktur organisasi bertingkat bukan selalu profesional. Kalau terlalu dalam, malah bikin lambat dan mahal. HR harus tahu batas optimalnya.


Ilustrasi Awal:

Di perusahaan logistik C, butuh 5 tanda tangan untuk beli alat seharga Rp2 juta.
Setiap keputusan harus naik 3 level ke atas.
Lapis manajer terlalu banyak—dari supervisor, manager, senior manager, general manager, VP, hingga direktur.
Hasilnya? Keputusan lambat, karyawan frustasi, dan biaya operasional membengkak.


Masalah:

Over-layering dalam struktur bikin proses kerja lambat dan membuat organisasi jadi berat biaya.

Efeknya:

  • Keputusan tidak agile
  • Middle manager terlalu banyak, tapi tidak produktif
  • Karyawan merasa tidak punya akses langsung ke pengambil keputusan

Tanda Struktur Terlalu Bertingkat

  1. Satu keputusan kecil butuh banyak persetujuan
  2. Middle manager bingung peran karena saling tumpang tindih
  3. Karyawan level bawah merasa jauh dari strategi

Langkah HR untuk Merampingkan Tanpa Chaos

1. Evaluasi Span of Control Ideal per Fungsi

  • Misalnya: Tim operasional bisa lebih lebar, tim pengembangan perlu lebih fokus

2. Gabungkan atau Hapus Layer yang Redundan

  • Hilangkan jabatan yang hanya jadi perantara formalitas

3. Redesain Jalur Eskalasi dan Approval

  • Gunakan prinsip “minim 2–3 level” untuk keputusan harian

Tabel: Struktur Bertingkat vs Struktur Ramping

Struktur BertingkatStruktur Ramping
Keputusan lambatLebih cepat dan responsif
Beban gaji middle manager tinggiFokus pada role yang produktif
Karyawan tidak merasa didengarLebih dekat ke top leadership

Struktur yang sehat bukan yang panjang—tapi yang cepat dalam bergerak.

Stay Updated!

Subscribe to get the latest blog posts, news, and updates delivered straight to your inbox.

By pressing the Sign up button, you confirm that you have read and are agreeing to our Privacy Policy and Terms and Conditions