Target tim meningkat drastis tapi headcount tetap? HR bisa berperan menghindari burnout dan menjaga performa tetap realistis. Simak strateginya di sini.
Ilustrasi Awal:
Sales tim ditarget naik 30% dibanding tahun lalu, padahal jumlah orang dan jam kerja tidak berubah. Dalam 2 bulan, 3 staf resign dan 2 lainnya mulai overwork.
Masalah:
Kondisi ini sering terjadi ketika bisnis push growth tanpa pertimbangan kapasitas. HR harus hadir sebagai jembatan antara ekspektasi bisnis dan kemampuan realistis tim.
Tabel: Sinyal Target Tidak Realistis & Respons HR
Sinyal di Lapangan | Dampak Jangka Pendek | Tindakan HR |
---|---|---|
Lonjakan lembur terus-menerus | Risiko burnout | Lakukan workload assessment cepat |
Kinerja menurun drastis | Motivasi tim drop | Evaluasi ulang KPI bersama pimpinan |
Turnover meningkat | Biaya rekrut naik | Advokasi ke manajemen: kapasitas ≠ ambisi |
Tindakan Preventif HR:
- Gunakan data performa historis untuk menyusun ulang target yang masuk akal.
- Dorong diskusi antara manager & tim soal kapasitas vs ekspektasi.
- Ajukan headcount tambahan berbasis data workload, bukan asumsi.
Penutup:
Target ambisius boleh, tapi kapasitas tim harus realistis. HR punya peran strategis untuk mencegah tim jadi tumbal ambisi bisnis.