Ketika tanggung jawab bertambah tapi tidak ada otoritas tambahan, middle manager jadi lelah, frustasi, dan kehilangan motivasi.
Ilustrasi Awal:
Sari dipromosikan sebagai “Area Coordinator” dengan tanggung jawab mencakup dua cabang.
Tapi, semua keputusan penting tetap harus minta persetujuan ke atasan.
Budget? Harus lewat kantor pusat.
Manajemen tim? Tidak ada hak menentukan jadwal atau insentif.
Akhirnya, posisi barunya terasa seperti jebakan: beban naik, kontrol tetap nol.
Masalah:
Promosi struktural tanpa peningkatan wewenang menciptakan jebakan tanggung jawab yang melelahkan.
Risiko yang muncul:
- Middle manager kehilangan motivasi
- Karyawan bingung siapa yang benar-benar punya otoritas
- Struktur terlihat bagus tapi tidak berjalan efektif
Tanda Tanggung Jawab Tidak Seimbang dengan Wewenang
- Karyawan di posisi baru merasa tidak bisa ambil keputusan penting
- Sering terjadi konflik atau tarik-ulur antara level menengah dan atas
- Performa turun karena proses approval terlalu panjang
Langkah HR Menyeimbangkan Responsibility dan Authority
1. Review Setiap Promosi atau Perluasan Peran secara Struktural
- Apa yang berubah dari sisi tanggung jawab, authority, dan ekspektasi?
2. Sesuaikan Level Approval dan Akses Sumber Daya
- Jangan bebankan target tanpa kontrol
3. Berikan Hak Desain untuk Area Kerja yang Dipimpin
- Misalnya: menyusun jadwal, memilih metode, alokasi resource tim
Tabel: Role Tanpa Otoritas vs Role Seimbang
Role Hanya Tambah Tanggung Jawab | Role dengan Wewenang Seimbang |
---|---|
Karyawan frustrasi dan kewalahan | Karyawan lebih percaya diri |
Proses kerja lambat | Proses lebih mandiri dan agile |
Trust terhadap organisasi turun | Engagement dan ownership meningkat |
Struktur yang efektif harus adil—dan adil artinya seimbang antara tuntutan dan kuasa.