Desain struktur bukan soal bagan cantik. Pelajari cara menyelaraskan tanggung jawab antar-fungsi agar organisasi tidak jalan di tempat.
Ilustrasi Awal:
Divisi marketing dan sales saling lempar tugas soal campaign digital.
Alasannya? “Itu kerjaan mereka, bukan kita.”
Masalah:
Struktur yang kompleks tapi tanpa kejelasan peran bisa menciptakan friksi antar tim.
Apalagi dalam struktur matrix atau hybrid, tumpang tindih makin sulit dilacak.
Tanda-Tanda Struktur Organisasi Tidak Sinkron:
- Tugas saling lempar antar fungsi yang mirip
- Proyek lambat karena banyak “approval siluman”
- Karyawan bingung report ke siapa untuk hal tertentu
- Sering terjadi konflik antar fungsi tanpa penyelesaian jelas
Solusi: Sinkronisasi Struktur dengan Tanggung Jawab Nyata
1. Buat Job Interface Map antar Divisi
– Klarifikasi titik temu dan siapa memegang peran utama vs support
2. Terapkan Prinsip “RACI” di Tiap Fungsi Strategis
– Responsible, Accountable, Consulted, Informed
3. Review & Update Struktur Tiap 12–18 Bulan
– Menyesuaikan dengan perubahan strategi bisnis
4. Bangun Cross-Functional Team Agreement
– Aturan main kolaborasi lintas fungsi secara eksplisit
Tabel: Struktur Formal vs Struktur Fungsional Efektif
Aspek | Struktur Formal (Static) | Struktur Fungsi Efektif (Dinamis) |
---|---|---|
Kepemilikan Tugas | Sering kabur | Jelas siapa doing/leading |
Proses Kolaborasi | Lambat, silo | Lincah, transparan |
Dampak ke Hasil | Konflik & overwork | Efisiensi & kejelasan hasil |
Penutup:
Struktur bagus itu bukan yang modern di atas kertas, tapi yang jelas dijalankan di lapangan.
HR harus jadi arsitek relasi antar fungsi, bukan sekadar penjaga bagan.