Struktur organisasi bukan sekadar bagan. Artikel ini bahas bagaimana HR bisa menyesuaikan desain organisasi dengan tuntutan bisnis yang cepat berubah.
Ilustrasi Awal:
Sebuah perusahaan teknologi sudah punya struktur divisi lengkap: marketing, produk, customer success, dan tech.
Tapi ketika ada inisiatif bisnis baru, semuanya lambat. Approval panjang, koordinasi ruwet, dan akhirnya pasar keburu direbut kompetitor.
Masalahnya bukan di strategi, tapi struktur yang tidak agile.
Masalah:
Banyak struktur organisasi masih kaku dan dibangun berdasarkan “stabilitas”, bukan kelincahan.
Ini membuat:
- Keputusan terlambat dieksekusi
- Koordinasi antar fungsi makan waktu
- Struktur tidak mendukung eksekusi cepat
Tanda Struktur Tidak Agile
- Banyak layer pengambilan keputusan
- Cross-functional team sulit terbentuk tanpa tarik ulur antar pimpinan
- Inisiatif strategis sering macet di tengah jalan
Langkah HR Meningkatkan Kelincahan Struktur
1. Buat Tim Kerja Lintas Fungsi dengan Mandat Jelas
- Bentuk tim kecil dengan tujuan spesifik
- Berikan otonomi terbatas tanpa harus naik ke level direksi
2. Susun Struktur dengan Prinsip “Speed over Control”
- Kurangi dependency antar fungsi yang memperlambat eksekusi
- Fokus pada output lintas unit, bukan loyalitas divisi
3. Lakukan Audit Alur Eksekusi
- Identifikasi bottleneck dalam alur pengambilan keputusan
- Petakan fungsi mana yang bisa digabung atau dialihkan
Dampak Struktur yang Lebih Agile
Sebelum (Struktur Kaku) | Sesudah (Struktur Adaptif) |
---|---|
Proyek lambat karena approval | Eksekusi cepat lewat tim lintas fungsi |
Konflik wewenang antar divisi | Kolaborasi lebih cair dan fokus output |
Tim frustrasi karena birokrasi | Karyawan lebih engaged dan responsif |
Struktur yang adaptif bukan tanpa aturan, tapi cukup fleksibel untuk mendukung bisnis yang terus berubah.
HR harus berani bantu re-desain organisasi agar daya saing tetap terjaga.