Restrukturisasi tidak akan berhasil kalau perubahan hanya di dokumen. HR harus bantu menggeser perilaku dan kebiasaan kerja di lapangan.
Ilustrasi Awal:
Setelah restrukturisasi, divisi operasional dan customer service digabung.
Strukturnya sudah diperbarui dan diumumkan.
Namun tiga bulan kemudian, tim masih bekerja terpisah seperti sebelumnya.
Customer komplain, dan manajemen heran: kenapa tidak jalan sesuai skema?
Masalah:
Mengubah struktur organisasi tanpa mengubah kebiasaan adalah resep kegagalan.
Tantangan utamanya:
- Karyawan belum paham implikasi peran barunya
- Proses lama masih digunakan karena lebih nyaman
- Leader tidak memberikan contoh perilaku baru
Tanda Restrukturisasi Gagal Dijalankan di Lapangan
- Proses kerja masih mengikuti pola lama meski job title berubah
- Tidak ada perubahan tools, workflow, atau evaluasi kinerja
- Leader tidak mengarahkan cara kerja baru secara eksplisit
Langkah HRBP Mendorong Perubahan yang Real
1. Rancang Proses Onboarding Ulang untuk Struktur Baru
- Perlakukan perpindahan struktur seperti rehire—dengan pelatihan ulang
2. Dampingi Leader untuk Jalankan Perubahan Perilaku
- Leader perlu role model: coaching, evaluasi, dan check-in berkala
3. Ukur Adopsi Perubahan Secara Terbuka dan Terukur
- Gunakan KPI transisi: % proses yang sudah sesuai struktur baru, feedback perubahan, dll
Tabel: Restrukturisasi di Atas Kertas vs Real Execution
Hanya Diubah di Dokumen | Dijalankan Sampai Perilaku |
---|---|
Struktur berubah, kebiasaan tidak | Karyawan mulai adaptif |
Proses lama tetap dominan | Proses baru jadi bagian dari kebiasaan |
Tidak ada dampak nyata | Engagement & efektivitas meningkat |
Struktur hanya alat. Perubahan hanya nyata jika menyentuh cara kerja dan cara berpikir.