Tim kecil tidak selalu efisien. Kalau span of control terlalu sempit, justru membuat leader kewalahan dan proses kerja terhambat.
Ilustrasi Awal:
Seorang manager hanya membawahi dua orang staf.
Tapi tetap harus hadir di semua meeting, approve semua aktivitas, bahkan jadi bottleneck pengambilan keputusan.
Staf bingung, manager burnout, dan HR jadi tempat curhat semua pihak.
Padahal masalahnya bukan orang—tapi struktur kerja yang tidak seimbang.
Masalah:
Span of control yang terlalu sempit bikin struktur jadi mahal, proses lambat, dan beban manajerial tidak proporsional.
Risikonya:
- Middle manager overload
- Pengambilan keputusan tersendat
- Pengembangan staf terhambat
Tanda Span of Control Tidak Efisien
- Manager terlalu sibuk dengan pekerjaan administratif staf
- Staf terlalu tergantung pada supervisor
- Proyek banyak tertunda karena keputusan kecil harus lewat atasan
Langkah HR Mengatur Span of Control Secara Seimbang
1. Hitung Ideal Span Berdasarkan Fungsi dan Kompleksitas
- Misalnya: Fungsi operasional bisa 8–10 orang, fungsi spesialis cukup 4–5
2. Review Ulang Beban Kerja vs Wewenang Tiap Leader
- Jangan cuma lihat jumlah tim, tapi juga kualitas interaksi dan output
3. Desain Ulang Proses Agar Tidak Semua Harus Di-approve
- Beri otorisasi kerja langsung untuk hal-hal rutin
Tabel: Span Terlalu Sempit vs Span Seimbang
Span Terlalu Sempit | Span Seimbang |
---|---|
Manager kewalahan detail | Fokus pada coaching & strategi |
Struktur terlalu mahal | Struktur lebih ramping & efektif |
Staf tidak mandiri | Karyawan lebih otonom & agile |
HR harus jadi pengatur ritme organisasi—bukan hanya pencatat struktur. Span yang sehat adalah kunci produktivitas.