SOP HR tanpa eksekusi yang konsisten hanya jadi formalitas. Artikel ini membahas kenapa banyak operasional HR masih reaktif meski punya prosedur resmi.
Ilustrasi Awal:
Tim HR sudah punya SOP cuti, SOP handling absensi, bahkan handbook untuk atasan.
Tapi saat ada karyawan mangkir, urusannya tetap via chat pribadi ke HR:
“Mbak, ini si Andi nggak masuk 3 hari, harus gimana ya?”
Masalah:
Operasional HR sering terjebak dalam mode reaktif, walaupun dokumentasi prosedur sudah tersedia.
Gejala Operasional HR Masih Manual dan Situasional:
- Atasan Lebih Sering Tanya HR Daripada Buka SOP
– Karena SOP-nya tidak praktis atau susah dicari - HR Jadi ‘Customer Service’ untuk Semua Permasalahan Kecil
– Padahal sebagian besar bisa ditangani oleh user - Proses Tidak Pernah Terekam Secara Terpusat
– Keputusan penting dilakukan via WA atau obrolan informal - Tidak Ada Konsistensi antar Tim atau Cabang
– HR A lakukan A, HR B lakukan B meski kasusnya sama
Akar Masalahnya Bisa Jadi:
- SOP tidak disosialisasikan dengan baik
- Tidak ada tools untuk implementasi otomatis (misalnya HRIS)
- Budaya perusahaan masih serba “langsung ke orangnya”
- Leadership tidak disiplin menegakkan prosedur
Solusi: Membawa SOP ke Kehidupan Nyata Operasional
1. Buat Versi SOP yang Ringkas dan Visual
– Format 1-pager, flowchart, atau template praktis
2. Integrasikan SOP ke Platform Komunikasi yang Dipakai Sehari-hari
– Misal: shortcut ke SOP di Slack/WA Group atau HR dashboard
3. Bangun HR Helpdesk yang Tercatat & Terstruktur
– Bukan berarti birokratis, tapi mempermudah akuntabilitas
4. Edukasi Ulang Tim Non-HR Mengenai Prosedur Dasar
– Misal: pelatihan onboarding untuk line manager soal prosedur HR
Tabel: SOP Mati vs SOP Aktif
Aspek | SOP Mati | SOP Aktif & Berfungsi |
---|---|---|
Aksesibilitas | Susah dicari, terlalu panjang | Ringkas, mudah diakses |
Pelaksanaan | Situasional & tergantung orang | Konsisten di semua lini |
Dampak ke HR | Overload, reaktif | Lebih strategis & bisa monitoring |
Kesimpulan:
SOP bukan cuma dokumen.
Ia harus jadi alat bantu nyata agar HR bisa keluar dari zona tukang beresin dadakan.