Pertanyaan Interview Masih Tanya “Status Nikah”? Saatnya HR Rapikan Standar

Pertanyaan interview yang diskriminatif bisa merusak reputasi perusahaan dan melanggar aturan. HR wajib tahu batasan legal dan etis dalam proses wawancara.


Ilustrasi Awal:

“Sudah menikah?”
“Punya rencana punya anak dalam waktu dekat?”
“Kenapa belum menikah di usia segini?”
Pertanyaan-pertanyaan ini masih sering muncul di interview.
Sayangnya, semua itu tidak relevan dan bisa dianggap diskriminatif.


Masalah:

Proses interview sering mencampur antara pertanyaan profesional dan personal, padahal hal ini bisa melanggar etika kerja dan hukum ketenagakerjaan.

Dampaknya:

  • Kandidat merasa tidak nyaman
  • Potensi pelanggaran hukum
  • Employer branding menurun

Pertanyaan Interview yang Harus Dihindari

  1. Status pernikahan atau rencana keluarga
  2. Agama, ras, dan kepercayaan pribadi
  3. Preferensi politik atau orientasi pribadi

Langkah HR untuk Jaga Profesionalitas Interview

1. Buat Daftar Pertanyaan yang Disetujui HR Legal

  • Semua interviewer wajib pakai format standar
  • Minimalisir improvisasi yang sensitif

2. Training Etika Interview bagi User dan Atasan

  • Tekankan konsekuensi hukum dan reputasi
  • Gunakan studi kasus nyata sebagai pembelajaran

3. Monitoring dan Review Berkala

  • Audit pertanyaan yang sering digunakan
  • Kandidat bisa beri feedback pasca interview

Tabel: Interview Tanpa Filter vs Interview Profesional

Interview Tanpa FilterInterview Profesional
Kandidat merasa risihKandidat merasa dihargai
Risiko pelanggaran UU KetenagakerjaanProses aman dan taat hukum
Brand perusahaan tercorengCitra perusahaan lebih positif

Interview adalah gerbang awal hubungan kerja. Jika dari awal sudah diskriminatif, kandidat berkualitas pasti mundur.

Stay Updated!

Subscribe to get the latest blog posts, news, and updates delivered straight to your inbox.

By pressing the Sign up button, you confirm that you have read and are agreeing to our Privacy Policy and Terms and Conditions