Membangun Trust HR di Level Eksekutif: Tidak Cukup Hanya Kompeten

Kepercayaan eksekutif pada HR tidak hanya dibangun dari kinerja teknis. Artikel ini mengulas cara membangun trust secara strategis.


Ilustrasi Awal:

HR punya solusi rapi, berbasis data, dan masuk akal.
Tapi direksi tetap konsultasi ke konsultan luar, bukan ke internal HR.
Masalahnya bukan karena HR tidak kompeten—tapi karena trust-nya belum terbangun.


Masalah:

Trust level antara HR dan eksekutif tidak otomatis terbentuk dari jabatan atau output kerja.
Diperlukan positioning, visibilitas, dan koneksi personal yang konsisten.


Cara Meningkatkan Trust HR di Level Eksekutif

1. Jadi “Early Collaborator”, Bukan “Last Executor”

  • Libatkan diri sejak perencanaan, bukan hanya saat eksekusi.
  • Tawarkan insight sejak awal untuk menunjukkan nilai strategis HR.

2. Bangun Personal Rapport secara Konsisten

  • Bukan berarti jadi penjilat—tapi hadir dalam diskusi informal, ikut terlibat dalam pain point bisnis.
  • Tunjukkan empati terhadap tekanan mereka sebagai decision-maker.

3. Jaga Konsistensi Antara Ucapan dan Aksi HR

  • Kalau HR bilang “kita akan review sistem appraisal”, pastikan eksekusinya nyata dan terukur.
  • Trust tumbuh dari konsistensi kecil, bukan klaim besar.

Contoh “Trust Builder” yang Bisa HR Lakukan

Aksi Kecil, Dampak BesarKenapa Efektif?
Update mingguan progres inisiatif HR ke CEOBikin HR terlihat proaktif dan transparan
Ikut diskusi performa bisnis, bukan cuma HRTunjukkan HR paham konteks besar
Menyampaikan feedback tanpa defensifBangun reputasi HR yang bisa diajak diskusi

Trust tidak muncul dari satu presentasi hebat.
Tapi dari jejak konsistensi dan relevansi yang HR tunjukkan di hadapan pengambil keputusan.

Stay Updated!

Subscribe to get the latest blog posts, news, and updates delivered straight to your inbox.

By pressing the Sign up button, you confirm that you have read and are agreeing to our Privacy Policy and Terms and Conditions