Pergantian pimpinan sering dianggap hal rutin. Tapi transisi antara leader baru dan tim lama penuh risiko jika tidak difasilitasi HR dengan tepat.
Ilustrasi Awal:
Seorang manajer baru masuk ke divisi lama yang sudah kompak.
Pendekatannya berbeda, gaya komunikasinya kaku.
Dua minggu kemudian:
– Tiga orang mengajukan mutasi
– Suasana kerja mulai tidak nyaman
– Kinerja tim stagnan
Padahal leader baru punya track record bagus.
Masalah:
HR sering anggap transisi kepemimpinan sebagai hal administratif, padahal ini momen krusial yang menentukan keberlangsungan performa tim.
Jika tidak dikelola dengan baik, efeknya bisa berupa:
- Penolakan diam-diam terhadap pemimpin baru
- Konflik komunikasi
- Retensi menurun karena “cultural mismatch”
Kesalahan Umum Saat Leader Baru Masuk ke Tim Eksisting
- Tidak ada sesi transisi atau onboarding leadership
- Ekspektasi dibiarkan mengambang, masing-masing punya tafsir sendiri
- HR tidak ikut memfasilitasi akulturasi dan trust building
Apa yang Bisa Dilakukan HR Saat Ada Pergantian Pemimpin
1. Buat Program Onboarding untuk Leader Baru (Bukan Cuma Karyawan Baru)
- Kenalkan konteks bisnis, budaya tim, dan dinamika internal
- Libatkan middle management untuk mempercepat adaptasi
2. Fasilitasi Sesi “Expectation Alignment”
- Diskusi terbuka antara leader dan tim soal cara kerja, nilai, dan preferensi komunikasi
- Cegah miskomunikasi sejak awal
3. Monitor Suasana Tim Secara Proaktif
- Gunakan pulse survey ringan di minggu ke-2 dan ke-6
- Ajak tim menyampaikan masukan tanpa rasa takut
Transisi Pemimpin Harus Dikelola Seperti Proyek Strategis
Tanpa Fasilitasi HR | Dengan Dukungan Aktif HR |
---|---|
Adaptasi lambat, komunikasi macet | Aklimatisasi cepat, kerja tim lebih lancar |
Leader merasa dikucilkan | Leader cepat membangun kredibilitas |
Risiko turnover tinggi | Retensi tim tetap stabil |
Pergantian pemimpin bukan sekadar ganti nama di struktur organisasi.
Itu proses sensitif yang bisa memperkuat atau menghancurkan performa.
HR-lah yang bisa jadi penghubung strategis antara yang lama dan yang baru.