KPI disusun tiap awal tahun tapi tidak pernah dipakai dalam diskusi kerja harian? Simak alasan umum dan solusi praktisnya di artikel ini.
Ilustrasi Awal:
HR buat KPI bareng semua departemen di awal tahun.
Tiap tim punya dokumen KPI lengkap, bahkan ditandatangani.
Tapi setelah itu? Sepi.
Meeting bulanan nggak pernah bahas progress-nya. Evaluasi tahunan pun cuma formalitas.
Masalah:
KPI sering jadi formalitas administrasi, bukan alat manajemen kinerja yang hidup.
Akibatnya:
- Karyawan kerja asal jalan, tanpa arah jelas
- HR sulit ukur kontribusi individual
- Evaluasi akhir tahun tidak objektif
Tanda KPI Tidak Berfungsi Sebagaimana Mestinya
- Tim tidak tahu atau lupa KPI mereka sendiri
- Tidak ada review rutin selama kuartal berjalan
- KPI tidak dikaitkan dengan hasil bisnis nyata
Cara HR Mengaktifkan Fungsi KPI Secara Nyata
1. Integrasikan KPI ke Weekly atau Monthly Review
- Minta tiap divisi lapor progress terhadap KPI, bukan hanya aktivitas harian
- Gunakan dashboard sederhana untuk tracking
2. Kaitkan KPI dengan Reward & Development
- Karyawan yang mencapai KPI tinggi, ikut fast-track karier
- KPI rendah? Dapat coaching, bukan cuma teguran
3. Review KPI Secara Adaptif, Bukan Statis
- Jika ada perubahan kondisi bisnis, sesuaikan KPI
- Pastikan tetap relevan dan menantang
Dampak KPI yang Dijalankan Secara Aktif
Sebelum (KPI Hanya Dokumen) | Sesudah (KPI Jadi Alat Kerja) |
---|---|
Kinerja sulit diukur objektif | Penilaian lebih transparan & terukur |
Tim kerja tanpa prioritas jelas | Fokus tim lebih tajam dan aligned |
Evaluasi tahunan bikin frustasi | Diskusi kinerja jadi lebih konkret |
KPI bukan sekadar angka di awal tahun—tapi alat untuk membimbing kerja tim setiap hari. HR punya peran besar untuk menghidupkannya.