Kalau skor kompetensi karyawan nggak pernah berubah tiap tahun, evaluasi kita bermasalah. HR perlu ubah cara asesmen dan pengembangan.
Ilustrasi Awal:
Sudah 3 tahun, skor kompetensi dia selalu “4 dari 5”.
Tidak pernah naik, tidak pernah turun.
Lalu tiap tahun, hasil evaluasinya copy-paste.
Apakah dia stagnan? Atau sistem kita yang nggak berfungsi?
Masalah:
Skor kompetensi yang statis menunjukkan proses asesmen dan pengembangannya tidak efektif.
Risiko yang muncul:
- Tidak bisa identifikasi kebutuhan pelatihan aktual
- Promosi jadi tidak objektif
- Talenta berpotensi tidak terlihat
Tanda Evaluasi Kompetensi Tidak Akurat
- Skor cenderung sama setiap tahun tanpa alasan jelas
- Asesmen dilakukan asal-asalan atau hanya formalitas
- Tidak ada pembaruan atau kalibrasi metode asesmen
Solusi HR Agar Kompetensi Bisa Berkembang Nyata
1. Gunakan Multi-Sumber Evaluasi (360 Feedback)
- Tambahkan masukan dari peers, bawahan, dan stakeholder
- Hilangkan bias atasan tunggal
2. Lakukan Kalibrasi Evaluasi Tiap Semester
- Bandingkan penilaian antar divisi dan antar evaluator
- Pastikan standar konsisten dan adil
3. Kaitkan dengan Bukti Nyata (Evidence-Based)
- Minta bukti konkret dari setiap kompetensi yang dinilai
- Gunakan portofolio, project, atau hasil kerja spesifik
Tabel: Evaluasi Statis vs Evaluasi Dinamis
Evaluasi Kompetensi Statis | Evaluasi Kompetensi Berkembang |
---|---|
Skor sama tiap tahun | Ada variasi dan penyesuaian |
Hasil tidak berdampak ke pengembangan | Jadi dasar training dan promosi |
Tidak memunculkan potensi baru | Membuka ruang pengembangan karier |
Kompetensi bukan label tetap—tapi cermin pertumbuhan.
HR harus buat sistem yang menangkap perubahan itu.