Ketika Pendapat HR Diabaikan: Bukan Masalah Isi, Tapi Cara Masuknya

Kenapa saran HR sering tidak didengar direksi? Artikel ini mengulas cara menyampaikan usulan agar lebih didengar oleh level eksekutif.


Ilustrasi Awal:

HR sudah buat analisa lengkap soal turnover, sudah ajukan solusi retensi.
Tapi direksi tetap fokus ke rekrutmen baru.
Masalahnya bukan datanya—tapi bagaimana HR menyampaikannya.


Masalah:

Saran HR sering tidak didengar karena tidak “nyambung” dengan cara berpikir pimpinan.
Direksi ingin hasil cepat, berbasis risiko & dampak. HR kadang menyajikan usulan seperti laporan audit—panjang, teknis, dan tidak taktis.


Cara Agar Suara HR Lebih Didengar Eksekutif

1. Masuk Lewat Masalah Bisnis, Bukan Masalah HR

  • Alih-alih bilang “karyawan resign banyak”, bilang “kita kehilangan talent kunci yang berdampak ke delivery proyek X”.

2. Sajikan dalam Format Eksekutif: Ringkas, Dampak, Solusi

  • Maksimal 1 slide atau 1 paragraf.
  • Tambahkan skenario “kalau tidak dilakukan, apa risikonya?”

3. Timing dan Aliansi Penting

  • Sampaikan di momen strategis—misal saat review performa bisnis, bukan di forum HR rutin.
  • Libatkan sponsor internal (misal CFO atau COO) untuk mendukung ide Anda.

Contoh Konversi Usulan HR Agar Masuk ke Level Eksekutif

Cara Lama (HR Sentris)Cara Baru (Bisnis Sentris)
“Kita butuh program engagement.”“Kita kehilangan 2 PM senior, proyek tertunda.”
“Training penting untuk pengembangan tim.”“Ada gap skill yang bikin target delivery molor.”
“Retention rate kita menurun.”“Turnover naik, biaya rekrutmen makin besar.”

Suara HR akan lebih didengar jika disampaikan dalam bahasa yang dimengerti pemilik keputusan.
Bukan mengubah isinya—tapi mengubah cara masuknya.

Stay Updated!

Subscribe to get the latest blog posts, news, and updates delivered straight to your inbox.

By pressing the Sign up button, you confirm that you have read and are agreeing to our Privacy Policy and Terms and Conditions