Banyak HR merasa sudah bekerja keras tapi tetap dianggap administratif oleh level atas. Temukan alasan utama dan cara mengubah persepsi tersebut secara konkret.
Ilustrasi Awal:
Meeting direksi sedang membahas rencana ekspansi bisnis. Tim finance bicara soal risiko investasi, tim sales bahas potensi pasar, lalu giliran HR: hanya lapor jumlah karyawan dan absensi. Sunyi.
“Next,” kata CEO singkat.
Masalah: HR Masih Terjebak Operasional Harian
Meski sudah ada digital tools dan sistem HRIS, banyak tim HR masih belum naik kelas ke ranah strategis. Ciri-cirinya:
- Fokus pada administratif (absensi, payroll, rekrutmen cepat)
- Minim keterlibatan dalam perencanaan bisnis
- Laporan yang disajikan tidak bicara impact terhadap tujuan bisnis
Akibatnya, HR dianggap “support”, bukan “partner”. Dan akhirnya… tidak dilibatkan dalam keputusan penting.
Kenapa Ini Terjadi?
- HR Tidak Paham Bahasa Bisnis
- Jarang mengaitkan program dengan revenue, cost, atau produktivitas
- Data ada, tapi tidak digunakan untuk analisis strategis
- Kurangnya Mindset Proaktif
- Menunggu perintah, bukan menawarkan solusi
- Jarang membawa inisiatif berbasis tren tenaga kerja atau kebutuhan masa depan
- Lemah dalam Visualisasi & Komunikasi Data
- Presentasi HR seringkali penuh tabel, tanpa narasi atau rekomendasi tajam
- Tidak ada storytelling yang menggugah pengambil keputusan
Cara HR Naik ke Meja Strategis
1. Kuasai Bisnis Perusahaan
- Pelajari cara perusahaan menghasilkan uang
- Pahami pain point tiap unit bisnis, dan bagaimana SDM memengaruhinya
- Ikut duduk di rapat lintas departemen
2. Sajikan HR Metrics yang Berbicara Bisnis
- Contoh: bukan hanya “turnover 12%”, tapi “turnover menyebabkan biaya rekrutmen & onboarding Rp 350 juta/tahun”
- Gunakan metrik seperti: revenue per employee, cost per hire, training ROI
3. Bangun Program yang Terkait Langsung dengan Tujuan Perusahaan
- Jangan hanya buat pelatihan — buat roadmap pengembangan talent untuk posisi kunci
- Jangan sekadar adakan engagement survey — susun rencana retensi untuk tim penjualan, misalnya
Contoh Narasi HR Strategis vs Operasional
Pendekatan Operasional | Pendekatan Strategis |
---|---|
“Kita sudah rekrut 25 orang bulan lalu.” | “Rekrutmen batch ini menyasar skill yang dibutuhkan untuk ekspansi Jawa Timur Q3.” |
“Turnover kita naik 3%.” | “Turnover tinggi di tim sales menyebabkan potensi loss Rp 1,2M. Kami siapkan intervensi targeted.” |
“Kami akan buat pelatihan leadership.” | “Kita identifikasi 10 calon successors level manager, dan akan dikembangkan lewat program 6 bulan.” |
HR akan selalu punya sisi administratif. Tapi jika HR ingin dihormati, didengarkan, dan dilibatkan — maka satu-satunya jalan adalah: berpikir dan berbicara seperti pemimpin bisnis.