Eksekusi kebijakan bukan soal dokumen, tapi soal konsistensi dan persepsi keadilan. Jika HR pilih kasih, maka kebijakan akan gagal total.
Ilustrasi Awal:
Karyawan baru dihukum karena telat 3 menit, tapi senior dibiarkan padahal telat tiap minggu. Tim mulai skeptis dengan kebijakan HR.
Masalah:
- Ketidakkonsistenan eksekusi → persepsi tidak adil
- Adanya “tokoh spesial” yang kebal aturan
- HR dianggap tidak objektif
Tabel: Efek Domino dari Eksekusi Kebijakan yang Tidak Konsisten
Permasalahan | Dampak ke Budaya | Solusi Praktis |
---|---|---|
Aturan hanya berlaku untuk ‘orang tertentu’ | Karyawan kehilangan respek | Lakukan audit internal eksekusi kebijakan |
HR menghindari konflik dengan senior | HR jadi simbol ketidakberanian | Bangun budaya feedback, bukan konfrontasi |
HR tidak evaluasi dampak kebijakan | Peraturan tidak relevan | Buat forum feedback sebelum kebijakan baru dirilis |
Tindakan yang Bisa Dimulai Sekarang:
- Uji coba “anonim” eksekusi kebijakan di unit kecil
- Tampilkan data pelanggaran dan tindak lanjutnya secara agregat
- Buat mekanisme pelaporan ketidaksesuaian (whistleblower internal)
Penutup:
Ketika karyawan melihat kebijakan diterapkan dengan adil dan konsisten, kepercayaan mereka terhadap HR akan meningkat — dan itu kunci efektivitas.