Pemimpin terlihat sibuk tapi tidak produktif? Akar masalahnya sering kali bukan pada individunya, tapi pada organisasi yang tidak punya struktur kepemimpinan yang jelas.
Ilustrasi Awal:
Sebuah perusahaan sedang tumbuh cepat.
Tim bertambah, lini bisnis makin kompleks, dan unit kerja makin banyak.
Namun, para pemimpin menengah mulai bingung.
Mereka tidak tahu prioritas mana yang harus dikejar lebih dulu.
Setiap minggu ada arahan baru dari atasan, tanpa konsistensi.
Hasilnya:
- Tim kerja tidak sinkron
- Eksekusi proyek lambat
- Banyak pekerjaan penting tertunda karena semua dianggap prioritas
Ternyata bukan soal kemampuan pemimpin.
Organisasi tidak pernah menentukan arah yang jelas dan struktur pengambilan keputusan yang tegas.
Masalah:
Banyak organisasi menaruh beban ke pemimpin tanpa membangun kerangka kepemimpinan yang jelas—akibatnya, semua orang sibuk tanpa arah.
Tanda-Tanda Struktur Kepemimpinan Bermasalah:
- Arahan berubah tergantung siapa yang bicara
- Tidak ada peta tanggung jawab yang jelas antara tim dan unit
- Pemimpin fokus ke hal operasional harian, bukan visi atau strategi
Penyebab Umum Kepemimpinan Tidak Terfokus:
1. Tidak ada arsitektur kepemimpinan
Organisasi tidak punya blueprint siapa memimpin apa, dan sampai sejauh mana mandatnya.
2. Visi & strategi tidak diturunkan ke dalam struktur organisasi
Visi hanya jadi poster—tidak menjadi arah kerja sehari-hari para pemimpin.
3. Semua pemimpin dianggap generalis
Tidak ada spesialisasi area kepemimpinan (komersial, operasional, people, dll), sehingga semua ditangani semua orang—tanpa fokus.
Solusi HR: Bangun Struktur Kepemimpinan yang Terarah
1. Mapping Struktur Kepemimpinan: Siapa Memimpin Apa?
- Buat struktur hierarki + matriks peran (role clarity matrix)
- Bedakan antara decision maker, influencer, dan executor
2. Kembangkan Arsitektur Kepemimpinan (Leadership Architecture)
- Tentukan layer kepemimpinan: Strategis, Taktis, Operasional
- Tiap layer punya ekspektasi, KPI, dan skill set berbeda
3. Selaraskan Struktur Organisasi dengan Visi & Strategi
- Breakdown visi menjadi tujuan tahunan
- Tujuan dibagi per unit dan dikaitkan ke job profile para pemimpin
4. Tetapkan Domain Kepemimpinan
- Komersial? Operasional? People? Governance?
- Setiap pemimpin fokus pada domain spesifik agar fokus dan saling melengkapi
Contoh: Arsitektur Kepemimpinan Tiga Layer
Layer Kepemimpinan | Fokus | Contoh Peran |
---|---|---|
Strategis | Arah jangka panjang | CEO, Direktur Strategi |
Taktis | Terjemahan strategi | GM, Head of Function |
Operasional | Eksekusi harian | Supervisor, Koordinator Tim |
HR Action Plan:
- Lakukan audit struktur organisasi dan role clarity
- Rancang ulang struktur kepemimpinan 3 level
- Bangun program pengembangan per layer (bukan satu ukuran untuk semua)
- Komunikasikan ulang siapa memimpin apa ke seluruh organisasi
Tanpa struktur kepemimpinan yang jelas, pemimpin terbaik pun akan kehilangan fokus. HR harus menjadi arsitek arah kepemimpinan agar organisasi berjalan selaras dari atas hingga bawah.