Interview sering jadi bottleneck dalam rekrutmen. Artikel ini bongkar kesalahan umum interview yang membuat kandidat potensial gagal, dan bagaimana strategi HR bisa membalikkan keadaan.
Ilustrasi Awal:
HR dan user sepakat: “CV-nya keren, pengalaman pas, attitude oke.”
Tapi setelah interview, kandidat tidak lolos.
“Kurang klik aja rasanya,” kata user.
Proses dimulai lagi dari nol. Kandidat bagus terbuang.
Masalah:
Banyak organisasi kehilangan kandidat potensial karena proses interview tidak punya struktur dan terlalu subjektif. Feeling menggantikan validasi, dan asumsi menggantikan observasi.
Kesalahan Umum dalam Interview yang Merugikan Perusahaan
- Tidak Punya Pertanyaan Standar atau Terstruktur
– User interview hanya improvisasi, tidak ada guideline - Terlalu Fokus pada “Culture Fit”, Tanpa Ukuran Jelas
– Dianggap “kurang cocok” hanya karena beda gaya bicara - Tidak Membedakan Antara Hard Skill dan Soft Skill
– Kandidat yang teknikal dianggap kurang “percaya diri”, padahal performa bagus - Waktu Interview Tidak Dimanfaatkan untuk Validasi Nyata
– Pertanyaan terlalu umum: “Ceritakan diri Anda”, “Apa kelebihan Anda?”
Solusi: Ubah Interview Jadi Proses Validasi, Bukan Penilaian Rasa
1. Gunakan Interview Guide Berdasarkan Kompetensi
– Tentukan dulu: apa yang mau divalidasi?
– Siapkan 2–3 pertanyaan konkret untuk masing-masing
2. Lakukan Interview Panel Bila Perlu
– HR dan user hadir bareng, atau evaluasi terpisah
– Kurangi bias individual
3. Tambahkan Mini Simulation atau Roleplay
– Terutama untuk posisi yang butuh komunikasi atau problem solving
4. Brief User Interviewer Sebelum Proses Dimulai
– Jangan anggap semua manager otomatis tahu cara wawancara
Perbandingan Interview yang Buruk vs Interview yang Efektif
Aspek Interview | Interview Biasa | Interview Strategis |
---|---|---|
Alur dan pertanyaan | Improvisasi | Terstruktur & kompetensi-based |
Fokus utama | Feeling & chemistry | Data perilaku dan simulasi |
Keputusan akhir | “Kurang cocok” | Bukti kemampuan dan potensi |
Kandidat potensial | Banyak terbuang | Dimaksimalkan dan dikembangkan |
Interview Harusnya Jadi Filter, Bukan Hambatan
- Kandidat bagus tidak selalu tampil sempurna
- Tugas interview adalah menggali, bukan menjatuhkan
- HR punya peran penting membekali user dengan mindset & alat yang tepat
Kalau proses interview penuh bias dan tanpa arah, jangan kaget kalau kandidat terbaik justru lari ke kompetitor.