CV kandidat terlihat sempurna, tapi tetap nggak “klik” saat diwawancara? Mungkin masalahnya bukan di kandidat, tapi di mapping kebutuhan talent yang belum tepat.
Ilustrasi Awal:
Tim rekrutmen sudah shortlisting 10 kandidat.
CV mereka top: alumni kampus besar, pengalaman lengkap, skills relevan.
Tapi saat sesi interview, hiring manager bilang, “Kayaknya nggak ada yang cocok deh.”
Bukan karena mereka buruk—tapi karena profil yang dicari belum pernah didefinisikan dengan jelas.
Masalah:
Banyak perusahaan membuka rekrutmen tanpa benar-benar tahu ‘talenta seperti apa’ yang dibutuhkan.
Hasilnya:
- Proses rekrutmen bolak-balik, tapi nihil hasil
- Waktu hiring jadi molor
- Talent yang direkrut pun rawan turnover
Tanda Talent Mapping Belum Matang
- Hiring manager dan recruiter punya ekspektasi yang beda
- Job description terlalu umum dan copy-paste
- Tidak ada benchmark kompetensi yang jadi acuan
Langkah HR untuk Mapping Kebutuhan Talenta dengan Akurat
1. Lakukan Talent Fit Workshop dengan Hiring Manager
- Bahas use case nyata dan problem yang akan dipecahkan oleh posisi itu
- Buat persona kandidat berdasarkan kebutuhan nyata
2. Buat Talent Scorecard sebelum Buka Lowongan
- Tetapkan parameter: skills, pengalaman, cultural fit
- Gunakan scorecard saat screening dan interview
3. Review Proses Rekrutmen Berdasarkan Hasil Bukan Feeling
- Evaluasi: siapa yang lolos, siapa yang sukses performa setelah direkrut
- Update mapping sesuai hasil di lapangan
Dampak Talent Mapping yang Presisi
Sebelum (CV Bagus Tapi Gagal Klik) | Sesudah (Talent Mapping Jelas) |
---|---|
Proses rekrutmen lama dan bolak-balik | Hiring lebih cepat dan tepat sasaran |
Kandidat keluar di bulan ke-3 | Retensi awal meningkat |
Hiring manager frustasi | HR & bisnis selaras ekspektasinya |
CV hanya permukaan—tapi mapping kebutuhan talenta yang dalam adalah kunci rekrutmen yang berhasil.