Karyawan “Gantung Jabatan”: Sudah Acting, Belum Diresmikan

Fenomena acting position yang tidak kunjung dikukuhkan bisa merusak motivasi. HR perlu intervensi dengan sistem dan kejelasan karier.


Ilustrasi Awal:

Sudah 8 bulan menggantikan atasannya yang resign.
Sudah handle rapat, tanda tangan dokumen, dan pimpin tim.
Tapi statusnya masih “acting”.
Gaji nggak naik, jabatan belum di-SK-kan. Motivasi pun turun.


Masalah:

Acting position tanpa kepastian adalah bom waktu.
Awalnya dianggap solusi cepat. Tapi kalau terlalu lama dibiarkan, dampaknya:

  • Merusak moral karyawan
  • Menurunkan trust terhadap manajemen
  • Menambah beban kerja tanpa kompensasi

Tanda Acting Position Sudah Tidak Sehat

  1. Lebih dari 3 bulan tanpa kejelasan pengangkatan
  2. Performa tetap dinilai sebagai staf biasa
  3. Karyawan mulai menolak beban tambahan

Langkah HR Menangani Acting Position dengan Tertib

1. Tetapkan Batas Waktu Acting Maksimal

  • Misal: 3 bulan evaluasi, 6 bulan keputusan final
  • Hindari “menggantung” posisi terlalu lama

2. Siapkan Jalur Penilaian yang Transparan

  • Tetapkan kriteria objektif: hasil, kompetensi, leadership
  • Libatkan pimpinan lintas fungsi untuk asesmen

3. Sesuaikan Kompensasi Sementara

  • Tambahkan allowance jika beban kerja naik signifikan
  • Hindari eksploitasi tanpa insentif

Dampak Pengelolaan Acting Position yang Jelas

Sebelum (Status Gantung)Sesudah (Ada Keputusan & Jalur Jelas)
Karyawan merasa dimanfaatkanKaryawan merasa dihargai
HR & user saling lempar keputusanProses promosi jadi lebih terstruktur
Motivasi turun, turnover naikPerforma meningkat, retensi terjaga

Acting bukan solusi jangka panjang. HR perlu pastikan ada jalur karier, bukan sekadar status sementara.

Stay Updated!

Subscribe to get the latest blog posts, news, and updates delivered straight to your inbox.

By pressing the Sign up button, you confirm that you have read and are agreeing to our Privacy Policy and Terms and Conditions