Banyak karyawan stuck bukan karena kurang performa, tapi karena sistem karier tidak menyediakan jalur lanjut. HR perlu identifikasi dan buka jalur baru.
Ilustrasi Awal:
Sudah kerja lebih dari 5 tahun. Performanya bagus. Loyalitas juga tinggi.
Tapi setiap tahun, posisinya tetap. Gajinya stagnan.
Bukan karena orangnya malas—tapi nggak ada posisi lanjutan.
Strukturnya sempit. Kariernya mentok bukan karena orangnya, tapi sistemnya.
Masalah:
Tidak semua orang stuck karena gagal—banyak yang stuck karena sistem kariernya tidak memberi ruang tumbuh.
Hal ini disebabkan oleh:
- Struktur terlalu datar
- Tidak ada jalur spesialis
- Promosi hanya tersedia kalau ada posisi kosong
Tanda Karier Mentok karena Sistem, Bukan Individu
- Performa konsisten tapi tidak pernah dipromosikan
- Posisi atasan tidak berubah bertahun-tahun
- Karyawan tidak tahu langkah karier selanjutnya
Solusi HR untuk Membuka Jalur Baru
1. Kembangkan Jalur Spesialisasi
- Tidak semua harus naik jadi manajer
- Ciptakan jalur ahli (expert track) yang setara secara reward
2. Rancang “Growth Milestone” dalam Jabatan
- Meski jabatannya sama, ada level kompetensi dan tanggung jawab berbeda
- Tawarkan insentif berdasarkan milestone tersebut
3. Audit Struktur Karier Secara Berkala
- Deteksi jabatan-jabatan dead-end
- Ciptakan rotasi atau ekspansi fungsi untuk menciptakan ruang
Perbandingan Sistem Karier
Karier Terbuka | Karier Buntu |
---|---|
Ada jalur vertikal dan horizontal | Hanya tergantung posisi atasan |
Ada milestone dan pengakuan | Performa tinggi tidak ada dampaknya |
Struktur fleksibel dan adaptif | Struktur kaku dan sempit |
Karyawan tidak tumbuh sendirian—mereka butuh jalan.
HR bisa menjadi pembuka jalan agar performa tidak sia-sia.