Ketika dua manajer saling “tabrakan” karena ego, HR tidak bisa netral diam saja. Tapi seberapa jauh harus masuk?
Ilustrasi Awal:
Manajer Operasional dan Manajer Penjualan saling menyalahkan karena target tidak tercapai. Keduanya punya data, tapi tidak ada yang mau mengalah. Tim jadi bingung, HR ditarik masuk.
Masalah:
Konflik antar manajer berdampak langsung ke tim, kolaborasi antar unit, dan moral. Tapi HR sering ragu untuk masuk karena takut dianggap partisan.
Solusi: HR Sebagai Fasilitator Resolusi, Bukan Hakim
- Gunakan coaching-style intervention, bukan konfrontasi
- Fokus pada tujuan tim, bukan konflik personal
- Libatkan pihak ketiga (senior leader) jika perlu reset ulang
- Dokumentasikan konflik dan kesepakatan secara tertulis
- Evaluasi hasilnya dalam 30 hari pasca-intervensi
Tabel: Tingkat Intervensi HR dalam Konflik Manajer
Kondisi Konflik | Tingkat Urgensi | Aksi HR yang Direkomendasikan |
---|---|---|
Saling sindir di rapat | Medium | Fasilitasi dialog tertutup |
Salah satu melobi ke CEO | High | Intervensi dengan struktur & data |
Tim mulai terpecah kubu | Sangat Tinggi | Restrukturisasi peran atau rotasi tim |
Penutup:
HR bukan pembela, tapi fasilitator keadilan.
Saat dua pemimpin saling adu ego, HR harus ingat: diam juga adalah pilihan, tapi bukan solusi.