Office politics tidak bisa dihindari. HR perlu memahami dinamika informal dan menempatkan peran strategis tanpa ikut “bermain”.
Ilustrasi Awal:
Proyek penting hanya dipercayakan ke orang-orang dekat direktur. Sementara yang kompeten, tapi “bukan orang dalam”, terpinggirkan.
Masalah:
HR sering terseret dalam kubu tertentu tanpa sadar. Padahal, HR seharusnya jadi pihak paling netral dan pemandu tata kelola organisasi.
Solusi: Navigasi Office Politics Tanpa Kehilangan Integritas
- Peta kekuasaan informal secara tenang
- Bangun hubungan lintas departemen tanpa terlibat kubu
- Konsisten pada data saat memberi rekomendasi SDM
- Dorong transparansi dalam pengambilan keputusan tim
- Gunakan forum formal untuk reset narasi & ekspektasi
Tabel: Level Politik Kantor & Strategi HR
Gejala Office Politics | Level Risiko | Respons HR yang Cocok |
---|---|---|
Proyek hanya berputar di kelompok kecil | Medium–High | Audit distribusi beban kerja & evaluasi rotasi proyek |
Promosi berdasarkan kedekatan | Tinggi | Revisi sistem evaluasi & career path |
Karyawan takut berbicara terbuka | Tinggi | Buat jalur komunikasi anonim + sesi refleksi tim |
Penutup:
Office politics itu realita, bukan ilusi.
HR bukan pemadam kebakaran, tapi arsitek sistem yang adil dan sehat.