Jobdesc tidak cukup kalau tidak disusun dengan konteks organisasi yang dinamis. Pelajari cara membuat desain kerja yang jelas dan hidup di realita tim.
Ilustrasi Awal:
HR sudah buat jobdesc rapi per jabatan.
Tapi tiap ada masalah atau inisiatif baru, semua orang bingung siapa yang harus ambil tanggung jawab.
Ada yang bilang: “Itu bukan scope saya.”
Masalah:
Jobdesc yang terlalu statis atau copy-paste sering kali tidak mencerminkan dinamika peran aktual.
Akhirnya banyak celah kerja yang tidak tertangani, atau justru dobel.
Tanda-Tanda Desain Kerja Tidak Efektif:
- Tanggung Jawab Saling Timpang Tindih atau Gantung
- Sering Ada Konflik “Ini Kerjaan Siapa?”
- Karyawan Hanya Fokus ke Jobdesc Formal, Bukan Outcome
- Tim Tidak Punya Panduan Prioritas Saat Ada Proyek Baru
Solusi: Job Design yang Adaptif dan Kontekstual
1. Revisi Jobdesc Secara Berkala Berdasarkan Proyek & Hasil
– Jobdesc bukan dokumen mati, harus selaras strategi
2. Tambahkan Elemen Output & Kolaborasi dalam Jobdesc
– Misal: “Bertanggung jawab menyampaikan data ke tim X”
3. Gunakan Role Mapping dan RACI untuk Area Abu-abu
– Tentukan siapa Responsible, Accountable, Consulted, Informed
4. Libatkan Tim Saat Menyusun Ulang Job & Scope
– Transparansi meningkatkan ownership dan kejelasan
Tabel: Jobdesc Konvensional vs Job Design Adaptif
Aspek | Jobdesc Konvensional | Job Design Adaptif |
---|---|---|
Fokus | Tugas rutin | Hasil & kontribusi |
Kejelasan Kolaborasi | Tidak ada | Ada via RACI atau mapping |
Revisi | Jarang atau hanya saat promosi | Periodik berdasarkan kebutuhan |
Sikap Karyawan | Defensif terhadap scope | Proaktif berkontribusi |
Penutup:
Jobdesc harus jadi alat navigasi kerja, bukan sekadar formalitas HR.
Desain kerja yang adaptif membuat tim lebih sinkron dan bertanggung jawab.