Sering interview kandidat tanpa arah? Artikel ini mengulas kesalahan umum dalam proses wawancara dan solusi HR agar proses seleksi jadi lebih tajam.
Ilustrasi Awal:
Hiring manager minta interview 6 kandidat, tapi selesai wawancara masih bilang: “Kayaknya belum nemu yang pas.”
Tim HR bingung—kriteria berubah-ubah, pertanyaan nggak konsisten.
Kandidat pun merasa prosesnya nggak profesional.
Masalahnya bukan di kandidat. Tapi di proses interview yang nggak punya arah.
Masalah:
Banyak proses wawancara tidak berbasis pada kriteria kompetensi yang jelas dan disepakati sejak awal.
Hasilnya:
- Proses seleksi jadi subjektif
- Keputusan hiring tidak konsisten
- Kandidat bagus bisa terlewat hanya karena “feeling”
Ciri Proses Interview Tanpa Arah
- Hiring manager mengandalkan intuisi, bukan indikator objektif
- Pertanyaan berbeda-beda tiap kandidat
- Tidak ada dokumentasi hasil interview yang bisa dibandingkan
Langkah HR untuk Menyusun Proses Interview yang Terarah
1. Tetapkan Kriteria Seleksi yang Terdefinisi di Awal
- Bagi dalam 3 kategori: Skill Teknis, Sikap Kerja, dan Cultural Fit
- Setiap kategori harus punya indikator perilaku yang bisa diamati
2. Bangun Interview Guide Standar
- Susun daftar pertanyaan yang bisa menggali indikator tersebut
- Gunakan format semi-terstruktur untuk fleksibilitas
3. Latih Interviewer Non-HR
- Ajarkan teknik probing dan cara mencatat jawaban
- Simulasikan sesi untuk membangun keseragaman
Perbandingan Interview Asal vs Interview Terstruktur
Interview Asal Jalan | Interview Terarah & Terukur |
---|---|
Berdasarkan “feeling” semata | Berdasarkan indikator objektif |
Kandidat bingung ditanya apa | Kandidat diuji pada poin relevan |
HR kesulitan membandingkan | HR punya basis keputusan yang jelas |
Interview bukan soal jumlah pertanyaan, tapi kualitas arah dan kejelasan tujuannya.
HR berperan besar mengarahkan proses ini agar hasilnya presisi, bukan tebakan.