Kalau HR terus dianggap fungsi administratif, bisa jadi salah kita sendiri. Artikel ini bahas cara HR memosisikan diri sebagai mitra strategis di perusahaan.
Ilustrasi Awal:
Saat rapat manajemen, tim HR cuma ditanya soal jumlah karyawan dan cuti.
Tidak pernah diminta pendapat soal ekspansi, efisiensi, atau strategi pasar.
Padahal semua itu butuh peran SDM—tapi HR tidak dilibatkan.
Masalah:
Banyak HR terjebak di peran administratif karena gagal membangun positioning strategis di mata BOD dan unit bisnis.
Beberapa penyebab umum:
- HR terlalu fokus pada sistem dan compliance
- Kurang paham dinamika bisnis yang sedang berjalan
- Tidak berani berbicara dalam bahasa strategi
Tanda HR Belum Diposisikan Strategis
- HR jarang dilibatkan dalam keputusan bisnis besar
- Inisiatif HR dianggap sebagai proyek sampingan
- HR lebih sibuk lapor data, bukan rekomendasi strategi
Cara Meningkatkan Positioning HR Sebagai Mitra Strategis
1. Kuasai Bahasa Bisnis, Bukan Hanya Bahasa HR
- Pelajari margin, revenue, cost driver, dan tren industri
- Gunakan indikator bisnis dalam laporan HR
2. Bangun Inisiatif HR Berbasis Masalah Bisnis
- Hubungkan program HR ke masalah nyata: turnover tinggi, produktivitas rendah, talent gap
- Hindari program “nice to have” yang tidak berdampak langsung
3. Tampilkan Insight, Bukan Hanya Data
- Ubah laporan HR dari deskriptif ke analitik (contoh: “mengapa turnover tinggi?” bukan cuma “berapa persen turnover?”)
- Gunakan narasi visual dan storytelling dalam laporan
Sebelum vs Sesudah HR Diposisikan Strategis
Sebelum (Admin Support) | Sesudah (Mitra Strategis) |
---|---|
HR hanya mengelola absensi, cuti | HR terlibat dalam perencanaan bisnis |
Program HR minim dukungan | Inisiatif HR punya sponsor eksekutif |
Laporan HR hanya angka mentah | Laporan HR berupa insight & rekomendasi |
Kalau HR ingin dianggap penting, kita harus tunjukkan dampaknya secara nyata.
Strategi, bukan hanya administrasi—itulah kunci positioning HR masa depan.