HR Dipanggil Pas Ada Masalah Aja? Mungkin Kita Kurang Berani Masuk ke Meja Strategi

HR bukan cuma pemadam kebakaran. Saatnya memperkuat peran pengaruh HRBP dalam proses pengambilan keputusan strategis.


Ilustrasi Awal:

Meeting divisi bisnis sedang bahas ekspansi. Semua fungsi hadir kecuali HR.
Baru dilibatkan saat sudah butuh orang.


Masalah:

Peran HR sering dianggap pelengkap, bukan mitra strategis.
Bukan karena kompetensi kurang, tapi karena tidak cukup proaktif dan tidak punya kredibilitas pengaruh.


Tanda HR Belum Strategis:

  1. Hanya dilibatkan setelah keputusan dibuat
  2. Tidak punya data atau insight yang dibutuhkan pimpinan
  3. Lebih sibuk mengelola administrasi dibanding mendorong perubahan
  4. Tidak dilihat sebagai bagian dari “tim inti bisnis”

Solusi: Perkuat Posisi HR di Meja Strategi

1. Bangun Narasi Bisnis, Bukan Sekadar Narasi HR
– Tunjukkan bagaimana inisiatif HR mendorong revenue, efisiensi, atau pertumbuhan

2. Kuasai Bahasa Data dan Dampaknya
– Misalnya: “Turnover rate di sales berdampak pada kehilangan potensi revenue Rp 3M/tahun”

3. Libatkan Diri Sebelum Diminta
– Ajukan skenario workforce planning sebelum ada kebutuhan rekrutmen

4. Kembangkan Decision Influence Toolkit untuk HRBP
– Argumentasi berbasis bisnis, benchmark industri, dan alternatif solusi


Tabel: HR Administrator vs HR Strategic Partner

AspekHR AdministratorHR Strategic Partner
Waktu TerlibatSetelah keputusan dibuatSejak tahap diskusi awal
FokusEksekusi & complianceDampak & value creation
Gaya KomunikasiInstruktif, operasionalPersuasif, berbasis data & logika

Penutup:

Kalau HR hanya dipanggil saat krisis, jangan salahkan orang lain.
Saatnya ubah cara main—bukan tunggu giliran bicara, tapi cari ruang untuk memberi pengaruh.

Tags:
0

Stay Updated!

Subscribe to get the latest blog posts, news, and updates delivered straight to your inbox.

By pressing the Sign up button, you confirm that you have read and are agreeing to our Privacy Policy and Terms and Conditions