Turnover tinggi meski gaji kompetitif? HR perlu cek total rewards balance, bukan cuma angka di slip gaji.
Ilustrasi Awal:
Perusahaan memberikan gaji yang “di atas rata-rata pasar”.
Tapi dalam 1 tahun, lebih dari 30% karyawan keluar.
Kebanyakan bilang: “kurang dihargai” atau “nggak ada perkembangan.”
Apakah ini soal uang saja?
Masalah:
Total rewards bukan hanya gaji. Tapi seringkali, HR hanya fokus pada komponen moneter.
Saat karyawan tidak merasa tumbuh atau dihargai secara non-finansial, mereka tetap pergi.
Beberapa kesalahan umum:
- Tidak ada keseimbangan antara intrinsic & extrinsic reward
- Program pengakuan (recognition) lemah atau tidak konsisten
- Tidak ada jalur pengembangan karier yang jelas
Tanda Ketidakseimbangan dalam Total Rewards
- Gaji bagus tapi feedback “kurang dihargai” sering muncul
- Reward formal ada, tapi pengakuan informal minim
- Karyawan senior stagnan, tidak terlihat career path-nya
Langkah HR untuk Menyusun Total Rewards yang Seimbang
1. Audit 4 Dimensi Total Rewards:
- Kompensasi (gaji, bonus)
- Benefit (asuransi, cuti, fleksibilitas)
- Pengembangan (training, promosi)
- Pengakuan (formal & informal)
2. Terapkan “Recognition Ritual” Harian/Mingguan
- Tidak harus dengan uang—cukup acknowledgment dari atasan di depan tim
- Budaya apresiasi memperkuat rasa dihargai
3. Hubungkan Reward dengan Growth Plan
- Reward bukan hanya kompensasi, tapi insentif untuk berkembang
- Tawarkan micro-promotion atau level internal sebagai pengakuan progres
Perbandingan Total Rewards Tidak Seimbang vs Seimbang
Tidak Seimbang (Moneter Saja) | Seimbang (Komprehensif) |
---|---|
Karyawan cepat bosan & keluar | Retensi lebih tinggi & puas |
Gaji naik, tapi motivasi turun | Motivasi tumbuh karena pengakuan |
HR sibuk mengejar salary match | Fokus pada experience & engagement |
Total rewards yang efektif adalah kombinasi nilai uang dan rasa dihargai.
Tanpa keseimbangan, reward hanya jadi angka—bukan alasan untuk bertahan.