Banyak Aturan, Tapi Operasional Tetap Acak-Acakan

Prosedur kerja numpuk, tapi hasil tetap nggak konsisten? Bisa jadi masalahnya bukan di SOP, tapi di operating model yang belum jelas. Artikel ini bahas solusinya.


Ilustrasi Awal:

Divisi A bikin SOP sendiri.
Divisi B punya versi lain.
Tim Sales minta approval ke Finance, tapi Finance malah bingung alurnya.
Setiap unit jalan dengan cara masing-masing—hasilnya bentrok di lapangan.

Bukan karena kurang aturan, tapi karena tidak ada model kerja terpadu.


Masalah:

SOP dan aturan yang terlalu banyak tanpa integrasi antar fungsi justru bikin kerja makin lambat.
Tanpa operating model yang menyatukan alur kerja lintas tim, perusahaan akan jalan sendiri-sendiri.

Dampaknya:

  • Tumpang tindih proses antar fungsi
  • Konflik antar unit karena ekspektasi beda
  • Proses approval atau koordinasi jadi bottleneck
  • Customer atau stakeholder bingung harus lewat jalur mana

Tanda Operating Model Anda Bermasalah

  1. SOP banyak, tapi tidak sinkron antar unit
  2. Setiap tim merasa cara kerjanya paling benar
  3. Koordinasi antar fungsi sering mandek di tengah jalan

Langkah HR untuk Menyusun Operating Model yang Terintegrasi

1. Mulai dari Value Chain, Bukan dari SOP

  • Pahami aliran nilai utama (contoh: dari prospek hingga pembayaran)
  • Identifikasi fungsi-fungsi yang terlibat dan titik koordinasinya

2. Susun RACI yang Realistis

  • Tentukan siapa yang Responsible, Accountable, Consulted, dan Informed
  • Terapkan pada proses lintas fungsi, bukan hanya internal divisi

3. Standarkan Cara Kerja Lintas Tim, Bukan Cuma Format Dokumen

  • Fokus ke kesepakatan eksekusi, bukan hanya dokumentasi
  • Gunakan tool kolaborasi dan mekanisme feedback antar unit

Dampak Operating Model yang Terpadu

Sebelum (SOP Banyak, Tapi Nggak Sinkron)Sesudah (Operating Model Terintegrasi)
Proses kerja lambat karena tarik-ulurAlur kerja lintas fungsi jadi seamless
SOP disusun sendiri-sendiri per unitCara kerja distandarkan tanpa bikin ribet
Tim sering salah paham soal wewenangKoordinasi jelas, keputusan lebih cepat

Aturan itu penting, tapi tanpa operating model yang menyatukan alur kerja, hasilnya tetap kacau.
HR punya peran kunci sebagai penyambung antar fungsi, bukan hanya pembuat SOP.

Stay Updated!

Subscribe to get the latest blog posts, news, and updates delivered straight to your inbox.

By pressing the Sign up button, you confirm that you have read and are agreeing to our Privacy Policy and Terms and Conditions