Bakat Internal Banyak, Tapi Kenapa Suksesi Selalu Buntu?

Membina talent internal penting untuk kesinambungan bisnis, tapi proses suksesi sering mandek. Artikel ini membedah kesalahan umum dan solusi praktisnya.


Ilustrasi Awal:

Setiap kali posisi manajer kosong, HR selalu diminta cari eksternal.
Padahal ada beberapa senior staff yang performanya bagus, tapi tidak siap jadi pemimpin.


Masalah:

Banyak organisasi tidak menyiapkan suksesi sebagai proses sistematis, tapi ad-hoc saat posisi kosong.
High performer ≠ High potential.


Tanda-Tanda Suksesi Gagal:

  1. Tidak ada pipeline kandidat internal untuk posisi kunci
  2. Talenta internal tidak tahu mereka sedang “dipantau”
  3. Proses promosi sering mengejutkan (tidak ada persiapan)
  4. Learning path tidak dirancang sesuai readiness individu

Solusi: Buat Succession Plan yang Nyata dan Terintegrasi

1. Identifikasi Posisi Kunci, Bukan Hanya Jabatan Senior
– Misal: Tech lead, Product Owner, Key Account Manager

2. Tetapkan Kriteria High Potential Secara Objektif

3. Kombinasikan Talent Mapping dengan Readiness Tracking
– Gunakan 9 Box Matrix atau skema sejenis

4. Buat Development Journey untuk Top Talent (18–24 Bulan)
– Assign ke project lintas fungsi, leadership exposure, mentor khusus


Tabel: Kunci Suksesi yang Efektif

LangkahFokusKunci Sukses
Talent IdentificationObjektif dan terukur9 Box Matrix, KPI performa
Readiness DevelopmentPersonalizedMentoring, rotasi tugas
Eksekusi SuksesiProaktif, bukan reaktifKomunikasi, buy-in dari atasan

Penutup:

Suksesi bukan soal siapa paling lama kerja, tapi siapa yang disiapkan dengan benar.
HR harus proaktif menciptakan pipeline, bukan sekadar menggantikan.

Stay Updated!

Subscribe to get the latest blog posts, news, and updates delivered straight to your inbox.

By pressing the Sign up button, you confirm that you have read and are agreeing to our Privacy Policy and Terms and Conditions