Organisasi bisa terlihat rapi secara bagan, tapi tanpa pemetaan talenta, jabatan hanya formalitas. HR perlu menyambungkan struktur dan kompetensi.
Ilustrasi Awal:
Perusahaan E punya struktur lengkap dari entry hingga VP.
Tapi ketika ingin promosikan posisi “Sales Lead”, tidak ada data siapa saja yang kompeten dan siap.
Semua kembali ke penilaian subjektif.
Struktur ada, tapi tidak punya “isi”.
Masalah:
Struktur tanpa talent mapping membuat organisasi tidak siap menghadapi dinamika bisnis.
Risikonya:
- Promosi tidak objektif
- Perencanaan suksesi terhambat
- Kesenjangan kompetensi makin lebar
Tanda Struktur Tanpa Pemetaan Talenta
- Tidak ada data siapa yang siap naik jabatan
- Pelatihan dilakukan tanpa target kompetensi spesifik
- Rotasi dan promosi sering tidak tepat sasaran
Langkah HR Menyambungkan Struktur dan Kompetensi
1. Buat Matriks Kompetensi untuk Tiap Jabatan dalam Struktur
- Standarisasi kompetensi wajib dan opsional
2. Lakukan Penilaian Talent Mapping Secara Periodik
- Gunakan metode 9-box, assessment center, atau supervisor evaluation
3. Integrasikan Talent Data dengan Keputusan Struktur & Suksesi
- Jangan promosi tanpa data kesiapan
Tabel: Struktur Kosong vs Struktur Berisi Data Talenta
Struktur Tanpa Talent Mapping | Struktur dengan Pemetaan Talenta |
---|---|
Promosi berdasarkan “feeling” | Promosi berdasarkan data kompetensi |
Pelatihan tidak terarah | Pelatihan sesuai gap nyata |
Tidak siap hadapi perubahan | Siap alih fungsi & regenerasi |
Struktur organisasi bukan hanya soal kotak dan garis—tapi tentang siapa mengisi kotak itu dan sejauh apa mereka bisa tumbuh.