Hubungan dengan atasan adalah faktor krusial dalam keterlibatan kerja. HR perlu deteksi dan bantu perbaiki trust yang rusak.
Ilustrasi Awal:
Satu tim terlihat apatis.
Kinerja menurun, absen banyak, kerja pas-pasan.
Padahal gaji oke, workload normal, dan benefit ada.
Setelah ditelusuri, ternyata atasan mereka sering berubah arah, tidak transparan, dan suka menyalahkan.
Masalahnya bukan sistem—tapi trust yang rusak.
Masalah:
Ketidakpercayaan pada atasan adalah akar disengagement yang sering tidak disadari.
Gejalanya:
- Karyawan menahan ide dan inisiatif
- Feedback dari tim tidak jujur
- Banyak diam daripada diskusi terbuka
Tanda Hubungan Atasan–Bawahan yang Tidak Sehat
- Karyawan enggan bicara dalam 1-on-1 meeting
- Kinerja turun tapi tidak mau diskusi penyebabnya
- Turnover tinggi di satu divisi saja
Langkah HR Membangun Kembali Kepercayaan
1. Fasilitasi Dialog Terbuka tanpa Atasan Langsung
- Gunakan format small group discussion
- HR sebagai mediator untuk mendengar unfiltered voice
2. Latih Atasan tentang Psychological Safety
- Edukasi leader untuk tidak reaktif terhadap kesalahan
- Ajarkan cara memberi ruang tanpa kontrol berlebih
3. Pantau Indikator Trust lewat Survei Khusus
- Survei engagement tidak cukup
- Tambahkan indikator trust, perceived fairness, dan openness
Tabel: Tim yang Percaya vs Tidak Percaya pada Atasan
Tidak Percaya | Percaya |
---|---|
Komunikasi minim | Diskusi terbuka dan aktif |
Tidak ada inisiatif | Punya keberanian mencoba |
Menahan feedback | Mau bantu atasan berkembang |
Engagement dimulai dari trust—dan trust dimulai dari hubungan antar manusia.
HR tidak bisa tinggal diam saat trust retak di level tim.