Talenta lintas fungsi sering gagal dipromosikan karena sistem karier terlalu kaku. Artikel ini bahas cara HR membuka karier horizontal dan hybrid.
Ilustrasi Awal:
Dia pernah di tim sales, pernah juga bantu marketing.
Sempat jadi project lead di IT.
Selalu dapat feedback bagus.
Tapi tetap nggak naik-naik juga.
“Jalurnya nggak jelas,” kata manajernya.
Padahal masalahnya bukan dia—sistem kariernya aja yang nggak fleksibel.
Masalah:
Talenta multirole sering tidak muat dalam sistem karier tradisional yang terlalu linear dan sektoral.
Konsekuensinya:
- Skill lintas fungsi tidak dihargai
- Progres karier jadi kabur
- Potensi kepemimpinan hilang karena tidak sesuai kotak jabatan
Tanda Sistem Karier Terlalu Kaku
- Karyawan generalis tidak bisa dipromosikan karena dianggap “tidak fokus”
- Tidak ada posisi untuk orang dengan pengalaman lintas divisi
- Progres karier hanya tersedia untuk spesialis jalur tunggal
Solusi HR untuk Talenta Hybrid
1. Buat Jalur “Hybrid Career Track”
- Gabungkan aspek project, leadership, dan fungsi teknis
- Buka peran strategis yang multidisiplin
2. Gunakan Data Kompetensi Nyata
- Lihat dari kontribusi lintas tim, bukan sekadar jabatan
- Track peran informal & proyek strategis
3. Libatkan Talent Review Tahunan
- Evaluasi talenta tidak hanya berdasarkan fungsi
- HR fasilitasi diskusi antar unit soal potensi lintas peran
Tabel: Career Track Kaku vs Fleksibel
Karier Sektoral Tradisional | Jalur Hybrid dan Adaptif |
---|---|
Fokus hanya satu bidang | Kombinasi antar fungsi |
Susah dipromosikan lintas divisi | Mobilitas lebih tinggi |
HR kesulitan mengklasifikasikan | HR jadi fasilitator potensi |
Talenta hari ini lintas batas—HR juga harus bisa buka jalur lintas.
Jangan biarkan struktur membatasi orang yang bisa berkontribusi lebih luas.