Coming Soon (members Only)

Optimalkan pengambilan keputusan HR dengan data yang tepat dan terukur.


Halaman ini membantu Anda memahami dan menggunakan HR analytics untuk menjawab berbagai tantangan di dunia kerja modern. Mulai dari rekrutmen, pengembangan karyawan, hingga efisiensi biaya tenaga kerja, semua bisa diukur dan ditingkatkan dengan pendekatan berbasis data.

Kami menyusun 10 kategori utama HR analytics yang dapat diterapkan di berbagai jenis organisasi, khususnya di Indonesia. Masing-masing kategori nantinya akan dilengkapi dengan 10 metrik utama — lengkap dengan rumus, indikator kinerja, dan cara membaca hasilnya.

KategoriDeskripsi Singkat
Talent Acquisition AnalyticsMengukur efektivitas proses rekrutmen, efisiensi kanal sourcing, dan kualitas perekrutan.
Workforce Planning & Capacity AnalyticsFokus pada proyeksi kebutuhan tenaga kerja, produktivitas, dan utilisasi karyawan.
Employee Performance AnalyticsMenganalisis performa individu maupun tim berdasarkan target, penilaian, dan kontribusi.
Learning & Development AnalyticsMengukur dampak pelatihan, efektivitas program L&D, dan peningkatan kompetensi.
Retention & Turnover AnalyticsMenganalisis alasan keluar, prediksi resign, dan efektivitas strategi retensi.
Compensation & Rewards AnalyticsFokus pada keadilan gaji, struktur insentif, dan ROI dari program penghargaan.
Engagement & Wellbeing AnalyticsMengukur kepuasan kerja, moral, keseimbangan kerja-hidup, dan kesehatan mental.
Diversity, Equity & Inclusion AnalyticsMenilai keragaman, akses peluang setara, dan lingkungan kerja inklusif.
HR Service Delivery & Process AnalyticsMenganalisis efisiensi operasional HR seperti waktu respon, proses onboarding, atau SLA.
Strategic HR & Workforce Cost AnalyticsFokus pada kontribusi HR terhadap tujuan bisnis, efektivitas biaya tenaga kerja, dan ROI SDM.
Talent Acquisition Analytics
MetricDeskripsi & Cara HitungIndikator & Interpretasi
Time to HireMengukur jumlah hari sejak kandidat melamar (atau dihubungi) hingga menerima tawaran kerja. Rumus: Tanggal tawaran – Tanggal aplikasi.Bagus: < 30 hari → Proses cepat & responsif- Peringatan: 31–45 hari → Potensi bottleneck- Bahaya: > 45 hari → Menandakan inefisiensi atau proses yang lambat
Cost per HireTotal biaya perekrutan dibagi jumlah kandidat yang direkrut. Rumus: (Biaya iklan + agency + software + tenaga kerja rekrutmen) ÷ Jumlah rekrutmen.Bagus: Rp2–5 juta (untuk non-managerial)- Peringatan: Rp6–10 juta- Bahaya: > Rp10 juta tanpa hasil signifikan
Source of HireMenilai efektivitas setiap saluran rekrutmen berdasarkan jumlah kandidat sukses. Data diperoleh dari tracking awal aplikasi.Bagus: Sumber yang menghasilkan 30%+ kandidat sukses- Peringatan: Sumber mahal dengan hasil rendah- Bahaya: Ketergantungan 1 sumber tunggal
Offer Acceptance RatePersentase kandidat yang menerima tawaran kerja. Rumus: (Jumlah kandidat yang menerima tawaran ÷ Jumlah tawaran) x 100%Bagus: > 85% → Employer branding kuat- Peringatan: 70–85%- Bahaya: < 70% → Tawaran tidak menarik atau proses terlalu lama
Candidate Experience ScoreSkor rata-rata kepuasan kandidat selama proses rekrutmen, diukur dari survei pasca-proses.Bagus: > 4 dari 5 (Net Promoter Score atau Likert)- Peringatan: 3–4- Bahaya: < 3 → Reputasi perusahaan bisa terkena dampak
Recruitment Funnel ConversionMengukur rasio konversi antar tahap (mis. 100 pelamar → 30 shortlisted → 10 interview → 3 offer → 1 hire).Bagus: Funnel stabil, konversi antar tahap >20%- Peringatan: Drop tajam antar tahap- Bahaya: Banyak pelamar tapi tidak ada yang qualified
Quality of HireKombinasi dari performa awal, masa bertahan, dan feedback manajer. Biasanya diukur setelah 3–6 bulan. Rumus: (Skor performa + Retensi awal + Kepuasan manajer) ÷ 3Bagus: > 80% dari target KPI awal- Peringatan: 60–80%- Bahaya: < 60% → Masalah kualitas atau kriteria seleksi
Hiring Manager SatisfactionSkor kepuasan manajer terhadap kualitas kandidat, biasanya dari survei atau evaluasi onboarding.Bagus: > 4/5- Peringatan: 3–4- Bahaya: < 3 → Masalah komunikasi atau ekspektasi tidak selaras
Diversity of ApplicantsMengukur keragaman pelamar dari sisi gender, pendidikan, usia, disabilitas, atau latar belakang lainnya.Bagus: Representatif & seimbang antar kelompok- Peringatan: Dominasi satu kelompok terlalu tinggi- Bahaya: Tidak ada keberagaman sama sekali
Early Turnover RatePersentase karyawan baru yang resign dalam 3–6 bulan. Rumus: (Jumlah karyawan baru keluar ÷ total karyawan baru) x 100%Bagus: < 10%- Peringatan: 11–20%- Bahaya: > 20% → Isu budaya, ekspektasi, atau onboarding
Workforce Planning & Capacity Analytics
MetricDeskripsi & Cara HitungIndikator & Interpretasi
Headcount RatioRasio jumlah total karyawan terhadap kebutuhan ideal atau struktur yang diharapkan. Digunakan untuk menilai apakah organisasi kelebihan atau kekurangan SDM. Rumus: Total karyawan ÷ Headcount ideal.Ideal: 95–105% dari kebutuhan- Peringatan: < 90% (kekurangan orang) atau > 110% (overstaffing)
Full-Time Equivalent (FTE)Mengubah semua tenaga kerja menjadi ekuivalen full-time untuk mengukur kapasitas secara akurat. Rumus: (Jam kerja total ÷ jam kerja standar per karyawan).Bagus: Rasio seimbang dengan beban kerja- Bahaya: Beban kerja tinggi tapi FTE rendah → overload
Span of ControlMengukur rata-rata jumlah bawahan langsung yang dikelola seorang manajer.Ideal: 5–8 orang per manajer- Peringatan: < 3 (terlalu sempit) atau > 10 (terlalu luas)
Workforce Utilization RatePersentase kapasitas kerja yang digunakan dibandingkan total waktu tersedia. Rumus: (Waktu kerja aktual ÷ total waktu kerja tersedia) x 100%Ideal: 75–85%- Peringatan: < 60% (underutilized), > 90% (burnout risiko)
Vacancy RateProporsi posisi kosong terhadap total posisi yang tersedia. Rumus: (Jumlah lowongan ÷ total posisi) x 100%Ideal: < 5% (untuk stabilitas)- Peringatan: > 10% → Risiko stagnasi atau beban kerja meningkat
Turnover Forecast RateEstimasi karyawan yang akan keluar dalam periode tertentu berdasarkan tren historis.Bagus: Sesuai proyeksi HR- Bahaya: Lonjakan mendadak dari bulan ke bulan
Critical Role CoverageMengukur berapa banyak posisi penting yang sudah memiliki suksesor siap.Ideal: > 80% posisi kunci ter-cover- Bahaya: < 50% → Risiko operasional jangka pendek
Workforce DemographicsMelacak distribusi usia, gender, pendidikan, atau senioritas untuk strategi keberlanjutan tenaga kerja.Ideal: Seimbang antar generasi- Bahaya: Mayoritas usia > 50 tahun tanpa pipeline muda
Internal Mobility RatePersentase promosi atau rotasi internal terhadap total pengisian posisi. Rumus: (Jumlah promosi/rotasi ÷ total pengisian posisi) x 100%Ideal: > 30% menunjukkan talent pool internal kuat- Bahaya: < 10% → Ketergantungan rekrut eksternal tinggi
Zero-Based Headcount PlanningEvaluasi tahunan dari nol untuk setiap posisi: apakah masih relevan, perlu diubah, atau dihapus.Bagus: Struktur ramping & agile- Bahaya: Banyak posisi eksis hanya karena historis, bukan kebutuhan
Learning & Development Analytics
MetricDeskripsi & Cara HitungIndikator & Interpretasi
Training Completion RateMengukur persentase karyawan yang menyelesaikan pelatihan dari total yang ditugaskan. Rumus: (Jumlah peserta selesai ÷ total peserta ditugaskan) x 100%Ideal: > 90%- Peringatan: < 70% → masalah motivasi, waktu, atau relevansi materi
Training Effectiveness (Kirkpatrick Level 1 & 2)Mengukur kepuasan dan pembelajaran (reaksi & pengetahuan). Diambil dari post-training survey dan pre-post test.Level 1 (Reaksi): > 80% puas = bagus- Level 2 (Belajar): Skor naik ≥ 30% menunjukkan pembelajaran terjadi
Learning ROI (Return on Investment)Bandingkan biaya pelatihan dengan dampak bisnis (misalnya peningkatan produktivitas, efisiensi). Rumus sederhana: (Manfaat bersih ÷ Biaya pelatihan) x 100%Baik: ROI > 100%- Bahaya: ROI < 50% = perlu evaluasi desain pelatihan
Learning Hours per EmployeeRata-rata jam pelatihan per orang per tahun. Cocok untuk benchmarking. Rumus: Total jam pelatihan ÷ jumlah karyawanIdeal: 20–40 jam/tahun (tergantung industri)- Terlalu rendah: < 10 jam = risiko stagnasi kompetensi
Skill Gap IndexMengukur gap antara keterampilan yang dimiliki vs yang dibutuhkan. Dihitung dari self-assessment + atasan + kebutuhan jabatan.Rendah (0–30%) = Siap tugas- Tinggi (> 50%) = Butuh pelatihan intensif
Time to CompetencyWaktu rata-rata yang dibutuhkan karyawan baru/baru promosi untuk mencapai standar performa.Ideal: Sesuai SOP atau ≤ 90 hari- Bahaya: > 120 hari = pelatihan onboarding kurang efektif
Internal Trainer Utilization RatePersentase pelatihan yang disampaikan oleh trainer internal.Bagus: > 50% → efisiensi & transfer knowledge internal kuat- Rendah: < 20% = ketergantungan vendor tinggi
Course Relevance RatingPenilaian peserta terhadap seberapa relevan materi dengan pekerjaan mereka. Skala 1–5 atau 1–10.Ideal: > 4 dari 5 atau > 8 dari 10- Peringatan: < 3 = perlu redesign modul
Certification RatePersentase peserta pelatihan yang lulus sertifikasi internal/eksternal dari total peserta.Ideal: > 80%- Bahaya: < 60% → materi terlalu sulit atau persiapan minim
Post-Training Application RateMengukur berapa persen peserta yang menerapkan apa yang mereka pelajari dalam 30–90 hari setelah pelatihan.Baik: > 70% aplikasi nyata- Bahaya: < 40% = pelatihan tidak berdampak ke pekerjaan
Performance Analytics
MetricDeskripsi & Cara HitungIndikator & Interpretasi
Goal Achievement RatePersentase target individu/tim yang tercapai dalam periode tertentu. Rumus: (Jumlah target tercapai ÷ total target) x 100%Ideal: 85–100%- Peringatan: < 70% → target tidak realistis, kendala kerja, atau kinerja buruk
Performance Rating DistributionDistribusi karyawan berdasarkan rating kinerja (misalnya: Exceeds, Meets, Below).Ideal: Piramida terbalik atau lonceng normal- Bahaya: Mayoritas di rating tertinggi atau terendah → bias penilaian
High Performer Retention RatePersentase karyawan dengan rating tinggi yang bertahan. Rumus: (Jumlah high performer yang tetap ÷ total high performer) x 100%Bagus: > 85%- Bahaya: < 70% → kehilangan talenta inti
Low Performer Turnover RatePersentase karyawan dengan rating rendah yang keluar dari perusahaan.Ideal: 50–70% keluar secara natural atau terkelola- Bahaya: 0% → tidak ada intervensi terhadap underperformance
Time to Performance ImprovementLama waktu dari identifikasi kinerja rendah hingga peningkatan tercapai.Ideal: ≤ 3 bulan- Bahaya: > 6 bulan tanpa progres = perlu evaluasi pendekatan PIP
Calibration Score VariancePerbedaan skor sebelum dan sesudah kalibrasi penilaian kinerja.Ideal: Variasi minimal (≤ 10%) → konsistensi antar penilai- Bahaya: > 20% = bias tinggi atau standar tidak jelas
360-Degree Feedback ConsistencyTingkat keselarasan antara feedback atasan, rekan, dan bawahan dalam evaluasi.Konsisten: Skor rata-rata selaras- Tidak konsisten: Skor jauh berbeda → persepsi kinerja tidak seragam
Manager Feedback FrequencyRata-rata jumlah umpan balik kinerja yang diberikan atasan ke bawahannya per kuartal.Ideal: 1x/bulan- Peringatan: < 1x/kuartal → budaya feedback rendah
KPI vs Behavior Alignment ScoreMengukur keselarasan antara pencapaian KPI dan perilaku kerja/kepemimpinan.Tinggi: Karyawan capai KPI dan nilai perilaku baik- Bahaya: Capai KPI tapi perilaku buruk → risiko budaya negatif
Performance-Linked Reward RatioPersentase insentif atau bonus yang diberikan berdasarkan hasil evaluasi kinerja.Ideal: > 70% dari reward bersifat berbasis kinerja- Rendah: < 50% → sistem reward tidak objektif atau tidak memotivasi
Retention & Turnover Analytics
MetricsDeskripsi & RumusIndikator Penilaian
Turnover RatePersentase karyawan yang keluar dari perusahaan dalam periode tertentu.Rumus: (Jumlah karyawan keluar ÷ Total karyawan rata-rata) × 100%Baik: < 10%Peringatan: 10–15%Bahaya: > 15%
Voluntary Turnover RatePersentase karyawan resign secara sukarela, tanpa PHK atau kontrak habis.Menunjukkan potensi masalah keterikatan atau kepuasan kerja.Baik: < 8%Peringatan: 8–12%Bahaya: > 12%
Involuntary Turnover RateRasio karyawan yang diberhentikan (PHK, pelanggaran, dll).Mengindikasikan masalah rekrutmen, kinerja, atau budaya kerja.Baik: < 4%Peringatan: 4–7%Bahaya: > 7%
New Hire Turnover Rate (0–6 bulan)Persentase karyawan baru yang keluar dalam 6 bulan pertama.Menunjukkan masalah dalam proses onboarding atau job-fit.Baik: < 5%Peringatan: 5–10%Bahaya: > 10%
Retention RatePersentase karyawan yang tetap bertahan selama periode tertentu.Rumus: (Jumlah karyawan akhir – Karyawan keluar) ÷ Jumlah awal × 100%Baik: > 90%Peringatan: 80–90%Bahaya: < 80%
Regrettable Turnover RateTurnover dari karyawan berpotensi tinggi atau berkontribusi besar.Berbahaya jika orang kunci keluar.Baik: < 3%Peringatan: 3–6%Bahaya: > 6%
Flight Risk IndexPrediksi risiko karyawan untuk resign berdasarkan sinyal: absen meningkat, hasil menurun, tidak aktif, dll.Dihitung via sistem skor.Baik: < 10% tim tergolong berisikoPeringatan: 10–20%Bahaya: > 20%
Tenure DistributionDistribusi masa kerja karyawan.Mengukur keseimbangan antara karyawan baru dan senior.Ideal: 30–40% senior (>5 tahun), 30–40% menengah (2–5 tahun), 20–30% baru (<2 tahun)
Exit Interview Completion RatePersentase karyawan keluar yang menyelesaikan exit interview.Menunjukkan seberapa baik perusahaan belajar dari turnover.Baik: > 80%Peringatan: 60–80%Bahaya: < 60%
Cost of TurnoverTotal biaya akibat karyawan keluar: rekrutmen, pelatihan, waktu adaptasi, kehilangan produktivitas, dll.Rumus Umum: Biaya = 30–150% dari gaji tahunan karyawan yang keluar.Baik: < 50% dari benchmark industriBahaya: > 100% dari benchmark
Compensation & Rewards Analytics
MetricsDeskripsi & RumusIndikator Penilaian
Compensation Ratio (Compa-Ratio)Mengukur kesesuaian gaji individu dibanding midpoint (tengah) dari salary band. Rumus: Gaji saat ini ÷ Midpoint gajiIdeal: 0.90–1.10Peringatan: < 0.85 (underpaid), > 1.20 (overpaid)
Internal Pay EquityMembandingkan gaji antara karyawan dengan posisi, kinerja, dan masa kerja setara.Ideal: Variansi kecil & adil, transparansi dijagaBahaya: Kesenjangan besar tanpa alasan
External Pay CompetitivenessMembandingkan gaji internal dengan benchmark pasar atau industri. Biasanya pakai data survei gaji.Ideal: 90–110% dari rata-rata pasarBahaya: < 80% atau > 120% tanpa strategi jelas
Benefit Utilization RatePersentase pemanfaatan fasilitas dan benefit oleh karyawan. Rumus: (Jumlah klaim/partisipasi ÷ Total eligible) × 100%Baik: 70–90% dimanfaatkanBahaya: < 50% → benefit tidak relevan
Total Rewards Cost per FTEBiaya total kompensasi & benefit dibagi per karyawan tetap. Rumus: (Gaji + Bonus + Benefit) ÷ Jumlah FTEBenchmark: Tergantung industri. Harus dibandingkan tahunan dan lintas sektor
Incentive Payout AccuracyAkurasi pembayaran bonus sesuai skema. Selisih antara target dan realisasi.Baik: > 95% akurat & sesuai SLABahaya: Banyak keterlambatan/salah hitung
Pay Transparency IndexMengukur persepsi karyawan tentang kejelasan dan keadilan struktur gaji. Biasanya dari survey internal.Ideal: > 75% karyawan merasa gaji adil & jelasBahaya: < 50%
Compensation Satisfaction ScoreSkor kepuasan karyawan terhadap total reward package, didapat dari survei tahunan.Baik: > 80% puasPeringatan: 60–80%Bahaya: < 60%
Variable Pay Penetration RatePersentase karyawan yang menerima insentif berbasis kinerja (bonus, komisi, dll).Ideal: > 60% (terutama di fungsi bisnis)Bahaya: < 30%
Gender Pay GapSelisih rata-rata gaji pria dan wanita dalam posisi sebanding. Rumus: ((Gaji pria – Gaji wanita) ÷ Gaji pria) × 100%Ideal: < 5%Bahaya: > 10%, tanpa justifikasi objektif
Engagement & Wellbeing Analytics
MetricsDeskripsi & RumusIndikator Penilaian
Employee Engagement ScoreSkor keseluruhan dari survei keterlibatan karyawan, mencakup motivasi, loyalitas, dan koneksi emosional terhadap perusahaan.Baik: > 80% engagedPeringatan: 65–80%Bahaya: < 65%
Wellbeing IndexSkor yang mencerminkan persepsi karyawan terhadap kesehatan fisik, mental, dan work-life balance. Biasanya didapat dari survey bulanan atau triwulan.Baik: > 75% sehat/seimbangBahaya: < 60% banyak keluhan stress/burnout
Absenteeism RatePersentase ketidakhadiran tidak terencana (tidak termasuk cuti resmi). Rumus: (Total hari absen ÷ Total hari kerja × jumlah karyawan) × 100%Baik: < 3%Peringatan: 3–5%Bahaya: > 5%
eNPS (Employee Net Promoter Score)Mengukur kesediaan karyawan untuk merekomendasikan tempat kerjanya. Rumus: % Promotor – % DetraktorBaik: +30 atau lebihPeringatan: 0–30Bahaya: Negatif
Burnout Risk IndicatorIndeks risiko burnout yang dihitung dari data survey, absensi, overtime, dan performa yang menurun.Ideal: < 10% berisiko tinggiPeringatan: 10–20%Bahaya: > 20%
Work-Life Balance ScoreIndeks dari survei persepsi waktu kerja dan beban kerja terhadap kehidupan pribadi.Baik: > 80% merasa seimbangBahaya: < 60% merasa terlalu berat
Manager Support IndexPersepsi karyawan tentang dukungan dan kehadiran atasan dalam membantu pekerjaan dan pengembangan.Baik: > 80% puasPeringatan: 65–80%Bahaya: < 65%
Internal Mobility ParticipationPersentase karyawan yang mengikuti program rotasi, promosi, atau mutasi internal.Ideal: > 10% per tahunBahaya: < 5% stagnan
Recognition Frequency RateSeberapa sering karyawan menerima penghargaan, pujian, atau pengakuan. Rumus: Total momen pengakuan ÷ jumlah karyawanIdeal: ≥ 1 kali/bulan per karyawanBahaya: < 1 kali per kuartal
HR Case Resolution TimeRata-rata waktu penyelesaian keluhan karyawan (HR grievance, masalah kerja, dll).Ideal: < 5 hari kerjaPeringatan: 5–10 hariBahaya: > 10 hari atau tidak ditindaklanjuti
Diversity, Equity & Inclusion (DEI) Analytics
MetricsDeskripsi & RumusIndikator Penilaian
Gender Diversity RatioRasio antara jumlah karyawan laki-laki dan perempuan di seluruh organisasi. Rumus: (Jumlah Perempuan ÷ Total Karyawan) × 100%Ideal: 40–60% seimbangBahaya: Ketimpangan > 70–30%
Leadership Diversity RatioProporsi posisi manajerial/senior yang diisi oleh perempuan atau kelompok minoritas lainnya.Ideal: Minimal 30% diversity di level pimpinanBahaya: < 15% homogen
Pay Equity RatioMengukur kesetaraan gaji antara kelompok berdasarkan gender, usia, atau latar belakang. Rumus: (Gaji rata-rata kelompok A ÷ Gaji rata-rata kelompok B) × 100%Ideal: > 95% setaraBahaya: < 90% tanpa alasan objektif
Diversity Hiring RatePersentase rekrutmen baru dari kelompok yang sebelumnya kurang terwakili (gender, usia, daerah 3T, difabel, dll).Ideal: > 15–20% dari total rekrutmen tahunanBahaya: < 5% tanpa program inklusi
Inclusion ScoreSkor persepsi karyawan terhadap rasa dihargai, didengar, dan disertakan di tempat kerja. Diperoleh dari survei internal.Baik: > 80% merasa inklusifPeringatan: 65–80%Bahaya: < 65%
Employee Resource Group (ERG) ParticipationPersentase karyawan yang terlibat dalam komunitas internal berbasis inklusi (ex: Women in Leadership, HR Millennials, dll).Ideal: > 20% partisipasi aktifBahaya: < 10%, tidak aktif
Bias in Promotion RateMengukur apakah kelompok tertentu memiliki peluang promosi yang tidak proporsional. Rumus: (Promosi per kelompok ÷ Populasi kelompok) × 100%Ideal: Selaras dengan populasiBahaya: Ketimpangan signifikan
Language Inclusivity IndexMenilai apakah komunikasi internal mempertimbangkan semua kelompok (ex: penggunaan bahasa yang tidak diskriminatif).Baik: SOP dan dokumen netral gender dan inklusifBahaya: Bahasa diskriminatif atau eksklusif
Turnover Rate by DemographicsTingkat keluar karyawan berdasarkan gender, usia, atau kelompok lainnya. Rumus: (Jumlah keluar ÷ Populasi kelompok) × 100%Ideal: Seragam antar kelompokBahaya: Salah satu kelompok > 2x dibanding lainnya
Accessibility Compliance ScoreSkor dari evaluasi fasilitas dan proses kerja yang ramah difabel (fisik, teknologi, prosedural).Ideal: > 85% dari standar aksesibilitas terpenuhiBahaya: < 70% tanpa rencana perbaikan
HR Service Delivery & Process Analytics
MetricsDeskripsi & RumusIndikator Penilaian
HR Case Resolution TimeRata-rata waktu yang dibutuhkan untuk menyelesaikan permintaan atau keluhan karyawan kepada HR. Rumus: Total waktu penyelesaian semua kasus ÷ Jumlah kasusIdeal: < 5 hari kerjaPeringatan: 5–10 hariBahaya: > 10 hari
First Contact Resolution RatePersentase permintaan HR yang diselesaikan pada interaksi pertama tanpa eskalasi.Ideal: > 80% diselesaikan di kontak awalBahaya: < 60% perlu follow-up berulang
HR Service Request VolumeJumlah total permintaan layanan yang masuk ke HR selama periode tertentu (cuti, surat, konsultasi, dll).Analisis: Gunakan sebagai indikator beban kerja atau kebutuhan automasi
Service Level Agreement (SLA) CompliancePersentase permintaan yang diselesaikan sesuai SLA internal (misal: surat keterangan ≤ 3 hari). Rumus: (Jumlah permintaan sesuai SLA ÷ Total permintaan) × 100%Ideal: > 90% SLA terpenuhiPeringatan: 75–90%Bahaya: < 75% sering terlambat
HR Ticket BacklogJumlah permintaan yang belum diproses atau diselesaikan oleh tim HR.Ideal: < 10% dari total mingguanBahaya: > 20% menumpuk tanpa alasan
Digital HR Usage RatePersentase karyawan yang menggunakan sistem digital HR (self-service, portal cuti, payslip online).Ideal: > 80% aktifBahaya: < 50% penggunaan rendah, sosialisasi lemah
Process Automation RateProporsi proses HR yang telah diotomatisasi (ex: cuti otomatis, payroll digital).Ideal: > 60% proses rutin telah otomatisBahaya: < 30%, banyak masih manual
Employee Satisfaction with HR ServicesSkor rata-rata dari survei terhadap pelayanan HR (keramahan, kecepatan, akurasi).Baik: > 85% puasPeringatan: 70–85%Bahaya: < 70%
Cost per HR TransactionBiaya rata-rata untuk menyelesaikan satu layanan HR (manual atau digital). Rumus: Total biaya operasional HR ÷ Total transaksi HRIdeal: Rendah tapi efisienBahaya: Tinggi tanpa justifikasi nilai layanan
HR Staff per Employee RatioRasio jumlah staf HR dibanding total jumlah karyawan. Rumus: Jumlah staf HR ÷ Total karyawan × 100%Benchmark: 1:100 (variasi tergantung kompleksitas industri)
Strategic HR & Workforce Cost Analytics
MetricsDeskripsi & RumusIndikator Penilaian
Human Capital ROIMengukur laba atas investasi SDM dibandingkan dengan total biaya karyawan. Rumus: (Pendapatan – (Biaya Operasional – Biaya Karyawan)) ÷ Biaya KaryawanBaik: > 2.0 (Setiap Rp 1 investasi SDM menghasilkan Rp 2)Peringatan: 1.0–2.0Bahaya: < 1.0 (rugi atau inefisien)
Workforce Cost as % of RevenuePersentase total biaya tenaga kerja terhadap pendapatan perusahaan. Rumus: Total Biaya Karyawan ÷ Pendapatan × 100%Ideal: 15–30% tergantung industriBahaya: > 40% (biaya terlalu besar)
Revenue per EmployeeUkuran efisiensi tenaga kerja dalam menghasilkan pendapatan. Rumus: Total Pendapatan ÷ Jumlah KaryawanBenchmark: Bervariasi per industri. Semakin tinggi = semakin produktif
EBIT per FTEPendapatan sebelum bunga dan pajak per full-time equivalent (FTE). Rumus: EBIT ÷ Jumlah FTEBaik: Semakin tinggi, menandakan efisiensi SDM dalam menciptakan keuntungan
Strategic Workforce GapMengidentifikasi perbedaan antara talenta saat ini dengan kebutuhan jangka panjang strategis perusahaan.Tindakan: Jika gap tinggi, segera lakukan workforce planning dan pengembangan talenta
HR Budget Utilization RatePersentase realisasi anggaran HR terhadap total anggaran yang direncanakan. Rumus: Total Anggaran Terpakai ÷ Anggaran Disetujui × 100%Ideal: 90–100% (efisien dan tepat guna)Bahaya: < 70% (underutilized) atau > 110% (pemborosan)
Strategic Role Coverage RatioPersentase posisi strategis yang diisi oleh talenta berkinerja tinggi atau succession-ready.Ideal: > 75% sudah diisi atau siapBahaya: < 50%, risiko bisnis tinggi
Cost of Unfilled PositionsEstimasi kerugian finansial karena posisi strategis yang kosong terlalu lama. Rumus: (Rata-rata Pendapatan per Posisi ÷ Hari dalam Setahun) × Hari Posisi KosongInsight: Semakin tinggi biaya, semakin mendesak posisi harus diisi
Workforce Planning AccuracyPerbandingan antara proyeksi tenaga kerja dan aktual. Rumus: (Jumlah Aktual ÷ Jumlah Proyeksi) × 100%Ideal: 90–110% (akurasi tinggi)Bahaya: < 80% atau > 120% (perencanaan buruk)
Talent Cost Optimization ScorePenilaian komprehensif efisiensi biaya SDM (gabungan gaji, produktivitas, turnover, dan ROI SDM).Gunakan: Untuk evaluasi apakah komposisi SDM selaras dengan pertumbuhan bisnis

Mulai perjalanan Anda menjadi HR berbasis data.


Gabung sebagai member HRPostID untuk mengakses daftar metrik, template analisis, dan panduan praktis di setiap kategori HR analytics. Semua dirancang khusus untuk HR di Indonesia yang ingin membuat keputusan lebih cerdas dan berdampak.