Integrasi HRIS perlu dirancang dengan strategi, bukan asal konek antar sistem. Artikel ini membahas pendekatan HR agar integrasi berjalan efektif.
Ilustrasi Awal:
HR sudah punya sistem absensi dan sistem payroll.
Tapi absensi harus diunduh manual dulu untuk dihitung.
Begitu data diinput ke payroll, ada perbedaan format dan error.
Yang disebut “terintegrasi”, ternyata cuma copy-paste digital.
Masalah:
Integrasi HRIS yang setengah matang justru menambah beban kerja, bukan mengurangi.
Tantangan umum:
- Sistem tidak saling bicara otomatis
- Banyak tahapan manual antar sistem
- HR jadi jembatan data setiap minggu
Jenis Integrasi HRIS yang Perlu Direncanakan
Fungsi yang Terintegrasi | Manfaat yang Didapat |
---|---|
Absensi ↔ Payroll | Hitung gaji otomatis & minim error |
Rekrutmen ↔ Employee Data | Data kandidat langsung jadi karyawan |
Performance ↔ KPI Dept | Review kinerja langsung link ke target |
HRIS ↔ Accounting | Posting jurnal gaji otomatis |
Langkah HR Menyusun Strategi Integrasi
1. Identifikasi Alur Data yang Paling Sering Dipakai
- Fokus ke proses berulang: absensi, cuti, lembur
- Prioritaskan sistem yang sering digunakan harian
2. Tentukan Titik Transfer Data yang Krusial
- Misalnya: dari sistem rekrutmen ke database karyawan
- Buat mapping sederhana sebelum bicara teknis
3. Libatkan Tim IT atau Vendor Sejak Awal
- HR tidak harus jadi ahli teknologi
- Tapi HR harus tahu proses dan output yang dibutuhkan
Dampak Strategi Integrasi HRIS yang Matang
Sebelum (Sistem Tidak Sinkron) | Sesudah (Integrasi Strategis) |
---|---|
Banyak file export-import | Data berpindah otomatis |
HR kerja dua kali | Proses lebih cepat dan akurat |
Data tidak seragam | Format dan alur data konsisten |
HR bukan cuma pengguna, tapi arsitek alur data SDM.
Dengan strategi integrasi, HRIS jadi satu sistem yang hidup, bukan sekadar kumpulan aplikasi.