Rotasi Karyawan Dianggap Solusi, Tapi Sering Justru Tambah Frustrasi

Rotasi internal sering dipakai untuk mengatasi masalah performa atau konflik. Tapi jika tanpa arah yang jelas, justru menambah beban dan kebingungan. Baca panduan HR agar rotasi jadi efektif.


Ilustrasi Awal:

Seorang karyawan underperforming di divisi A, lalu dipindahkan ke divisi B. Setelah 3 bulan, masih tidak menunjukkan perubahan berarti. Manajer baru bingung, manajer lama lega, dan HR? Dapat beban baru.

Rotasi yang awalnya diharapkan menyelamatkan justru menimbulkan masalah baru.


Masalah: Rotasi Sering Jadi Jalan Pintas, Bukan Solusi Nyata

Banyak organisasi memakai rotasi karyawan sebagai jalan keluar dari:

  • Konflik internal
  • Masalah performa
  • Karyawan yang “buntu” di satu posisi

Namun jika dilakukan tanpa diagnosa dan rencana, hasilnya bisa lebih buruk:

  • Karyawan makin tidak termotivasi
  • Tim baru harus menyesuaikan ulang dari nol
  • Reputasi HR sebagai “tukang lempar masalah”

Solusi: HR Harus Jadikan Rotasi Sebagai Bagian dari Strategi Talent, Bukan Damage Control

1. Lakukan Diagnosa Sebelum Rotasi

  • Apakah masalah karyawan karena skill mismatch, leadership, atau konflik interpersonal?
  • Apa yang akan berubah dengan rotasi? Apakah konteks kerja benar-benar berbeda?

2. Tetapkan Tujuan Rotasi Secara Jelas

  • Apakah untuk pengembangan, pemulihan motivasi, atau exposure lintas unit?
  • Pastikan semua pihak (karyawan, manajer lama, manajer baru) tahu tujuannya

3. Siapkan Tim Baru untuk Menerima Karyawan Rotasi

  • Berikan konteks, ekspektasi, dan dukungan awal
  • Jangan lempar “tanpa label”, tapi juga jangan men-stigma
  • Libatkan buddy atau mentor di minggu pertama

Checklist Rotasi Internal yang Efektif

LangkahTujuanSiapa Terlibat
Diagnosa akar masalahMenentukan apakah rotasi perluHR & Manajer asal
Diskusi & PersetujuanMenyepakati ekspektasi & waktuHR, karyawan, manajer baru
Rencana onboarding baruAdaptasi efektifManajer baru & tim
Evaluasi pasca 1–3 bulanMengukur hasil rotasiHR & semua pihak

Tanda Rotasi Tidak Efektif

  • Tidak ada perubahan performa atau engagement
  • Karyawan merasa diasingkan atau bingung dengan peran baru
  • Manajer baru merasa “dijatuhkan beban” tanpa konteks
  • Tidak ada evaluasi pascarotasi

Rotasi bisa menjadi alat yang sangat powerful untuk pengembangan SDM. Tapi kalau hanya dijadikan “tempat buangan”, bukan hanya karyawan yang rugi — melainkan juga reputasi HR sebagai fungsi strategis.

Rotasi yang berhasil adalah yang dimulai dengan niat jelas, proses transparan, dan evaluasi yang konsisten.

0

Stay Updated!

Subscribe to get the latest blog posts, news, and updates delivered straight to your inbox.

By pressing the Sign up button, you confirm that you have read and are agreeing to our Privacy Policy and Terms and Conditions