Turnover Tinggi Tapi Budget Employer Branding Nol? Ini Cara HR Tetap Bisa Bertahan

Turnover tinggi tapi perusahaan tak dukung employer branding? Temukan cara HR tetap bisa menurunkan turnover tanpa anggaran besar. Strategi praktis dan realistik.

Ilustrasi Awal:

Bayangkan kamu sebagai HR diminta menurunkan angka turnover yang terus meningkat. Manajemen mulai gelisah, beberapa posisi kritikal kosong terlalu lama, dan biaya rekrutmen membengkak. Tapi saat kamu ajukan proposal employer branding, jawabannya klise: “Nanti dulu ya, belum ada budget.”

Kondisi ini umum terjadi di banyak perusahaan Indonesia. HR diminta hasil maksimal tanpa alat bantu memadai. Tapi bukan berarti tidak ada solusi.


Masalah: Turnover Tanpa Strategi Retensi Jangka Panjang

Turnover tinggi bisa disebabkan banyak faktor: leadership lemah, beban kerja tak seimbang, minimnya prospek karier, hingga budaya kerja yang toxic. Tapi sayangnya, solusi yang sering ditawarkan adalah tambal sulam — mulai dari perekrutan cepat, hingga pelatihan motivasi singkat yang tak menyentuh akar masalah.

Tanpa strategi employer branding yang kuat — baik ke internal maupun eksternal — perusahaan akan terus kehilangan talenta. Lebih parahnya lagi, reputasi buruk akan menyebar cepat lewat media sosial dan platform seperti Glassdoor atau JobStreet review.


Solusi: Strategi Low-Budget Employer Branding untuk HR

Kalau kamu berada dalam posisi tanpa budget, jangan menyerah dulu. Berikut beberapa pendekatan yang bisa langsung kamu lakukan:

1. Manfaatkan Exit Interview dengan Cerdas

  • Kumpulkan alasan keluar karyawan secara konsisten.
  • Kelompokkan data berdasarkan pola: alasan dominan, departemen paling terdampak, dan waktu pengunduran diri terbanyak.
  • Gunakan data ini sebagai bahan presentasi ke manajemen untuk menunjukkan urgensi.

2. Employer Branding Internal
Brand bukan hanya untuk kandidat eksternal. Ciptakan persepsi positif dari dalam dengan cara:

  • Mengangkat testimoni karyawan melalui WhatsApp blast internal atau email bulletin.
  • Menyebarkan cerita sukses internal — promosi jabatan, proyek inovatif, atau inisiatif tim.
  • Membuat program employee referral sederhana dengan insentif kecil tapi rutin.

3. Bangun Narasi EVP Tanpa Iklan Mahal
Employee Value Proposition (EVP) bisa dibangun dengan pendekatan storytelling:

  • Apa yang membuat orang bertahan?
  • Apa yang membuat budaya perusahaan unik meski tidak “wah”?
  • Apa kekuatan terbesar dari perusahaan yang tidak bisa ditemukan di tempat lain?

Tulis dalam bentuk artikel pendek, carousel LinkedIn, atau bahkan Instagram story. Konten ini bisa dibuat hanya dengan Canva dan waktu 1–2 jam kerja per minggu.


Langkah Praktis Tambahan

LangkahDeskripsi
Buat “Mini Retention Report”Gunakan Google Slides atau Docs untuk sajikan data turnover, root cause, dan solusi yang bisa dicapai tanpa biaya.
Luncurkan Stay InterviewTemui 5–10 karyawan kunci dan tanyakan apa yang membuat mereka bertahan. Ini akan menjadi insight untuk langkah retensi selanjutnya.
Bentuk Tim Employer Brand ChampionLibatkan 3–4 orang dari berbagai divisi untuk jadi wajah internal perusahaan, sukarela.

Penutup: HR Harus Cerdik Sebelum Dapat Dukungan

Employer branding tanpa budget memang tantangan besar, tapi bukan akhir dari peran HR. Justru di sinilah kecerdikan dan ketajaman kita diuji. Dengan pendekatan data, narasi internal yang kuat, dan kolaborasi sederhana, kamu bisa menciptakan perubahan yang cukup signifikan—hingga akhirnya cukup kuat untuk meminta budget yang layak.

Ingat, HR yang bisa bicara lewat data dan cerita akan lebih didengar.

0

Stay Updated!

Subscribe to get the latest blog posts, news, and updates delivered straight to your inbox.

By pressing the Sign up button, you confirm that you have read and are agreeing to our Privacy Policy and Terms and Conditions